Tidak hanya para penggemar atau pembenci, para pemain Manchester United pun ikut mengutuki diri sendiri. David De Gea dalam nada penuh keputusasaan menyebut timnya memalukan. Otokritik pedas itu pun diamini sang pelatih, Ralf Rangnick.
Itulah yang terjadi setelah pertandingan Manchester United versus Everton di pekan ke-32 Liga Primer Inggris di Goodison Park, Sabtu (9/4/2022). Kekalahan tipis satu gol tanpa balas lebih dari cukup meletupkan gunung es kekecewaan yang terbangun sebelumnya.
Pekan sebelumnya hanya bisa bermain imbang 1-1 kontra Leicester City. Rangnick marah besar saat itu. Ia menyindir timnya seperti sebuah tim tak bertenaga. Bangunan pemain dengan fisik yang rapuh.
Kini, ketika harapan untuk bangkit itu coba dihembuskan, ternyata hasil akhir justru semakin memilukan. Hasil yang sepertinya pantas disebut memalukan, sekurang-kurangnya dilihat dari beberapa aspek ini.
Pertama, gol Anthony Gordon di babak pertama, tepatnya di menit ke-24, lahir dari kesalahan pemain United.Â
Pemain yang sungguh patut diwaspadai ini mendapat kesempatan untuk melepaskan tembakan dari luar kotak penalti. Ternyata bola tendangannya mengenai Harry Maguire lalu berubah arah. David De Gea tak bisa berbuat apa-apa selain melihat si kulit bundar bersarang di gawangnya.
Kedua, abai mewaspadai Gordon dan salah mengantisipasi tendangannya adalah salah satu cela dari lubang besar yang terlihat di tubuh Setan Merah.Â
Menguasai pertandingan dengan "ball possession" 68 persen, melepaskan 12 tembakan dengan tiga dari antaranya mengenai sasaran, berbeda tipis dengan tuan rumah yang berada dalam tekanan sepanjang laga tetapi mampu melepaskan tiga "shots on target."
Statistik tersebut seharusnya bisa memberi United poin sempurna, atau setidaknya tidak sampai pulang dengan tangan hampa.