Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Mimpi Indonesia Terkubur di All England 2021, Kejamnya Pandemi atau Penyelenggara?

18 Maret 2021   08:36 Diperbarui: 18 Maret 2021   23:24 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
twitter.com/INABadminton

Tidak mudah menyelenggarakan turnamen bulutangkis di tengah pandemi Covid-19. Bisa dibayangkan betapa repot tuan rumah. Memastikan penyelenggaraan kompetisi berjalan sesuai jadwal. Berikut para aparatur pertandingan, segenap pemain, pelatih dan ofisial bisa memainkan peran masing-masing tanpa halangan.

Situasi normal baru menuntut tuan rumah mengkondisikan dan menerapkannya secara praktis baik di dalam maupun di luar arena. Sejak kedatangan setiap pemain, hingga kepulangannya, pihak penyelenggara tidak bisa menutup mata terhadap kesehatan dan keselamatan mereka.

Begitu juga bagi pemain. Tampil tanpa penonton membuat mereka tak bisa mengharapkan suntikan semangat dari bangku penonton. Atmosfer pertandingan jauh dari biasanya. Sepi. Arena pertandingan hanya diisi pihak-pihak berkepentingan.

Memang para pemain jadi bisa mendengar instruksi pelatih lebih jelas. Komando wasit akan lebih mudah ditangkap. Konsentrasi mereka bisa lebih fokus pada pertandingan. Namun tidak semua pemain merasa nyaman bermain dalam situasi demikian. Desing kok dan lenguhan yang terdengar lebih kentara bukan keakraban yang selalu diutamakan.

Tapi itulah yang kembali terjadi kini di All England 2021. Turnamen level Super 1000 itu baru saja dimulai. Hanya saja Utilita Arena, Birmingham, Inggris tidak dijajal pada waktunya. Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) terpaksa menunda jadwal pertandingan.

Pihak penyelenggara merasa perlu memastikan hasil tes Covid-19 para peserta. Sejumlah atlet dan pelatih dari India, Thailand, dan Denmark yang terindikasi Covid-19 harus dipastikan statusnya. Untungnya, hasil swab PCR kedua mereka negatif.

Pertandingan pun bisa digelar pada hari yang sama, Rabu (17/3/2021), hanya saja diundur dari Pukul 09.00 waktu setempat menjadi pukul 14.00 GMT. Para penggemar badminton di tanah air harus menunggu hingga Pukul 21.00 WIB untuk menyaksikan tujuh wakil Merah Mutih mulai mengayunkan langkah pertama di babak 32 besar.

Sayangnya, belum selesai semua wakil Indonesia bertanding, muncul sesuatu yang mengagetkan. Belum usai euforia atas kelolosan Jonatan Christie, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu, kita harus lekas-lekas menguburkannya. 

Selanjutnya harus cepat-cepat menguatkan diri untuk menerima kenyataan pahit: Anthony Sinisuka Ginting, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, tak bisa bertanding.

Jojo, sapaan manis Jonatan berhasil melewati hadangan pertama: https://twitter.com/INABadminton
Jojo, sapaan manis Jonatan berhasil melewati hadangan pertama: https://twitter.com/INABadminton

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun