ABSTRAK
Siku merupakan sendi utama kedua yang paling sering mengalami dislokasi pada kelompok usia dewasa dan sendi utama yang paling sering mengalami dislokasi pada populasi anak-anak. Cedera ini sering kali berupa cedera kompleks yang disertai dengan kerusakan saraf medianus dan fraktur epikondilus medial pada kelompok anak-anak. Dislokasi sederhana (tanpa komplikasi) adalah dislokasi yang terjadi tanpa fraktur biasanya dapat ditangani dengan reduksi tertutup. Dislokasi siku dapat dikaitkan dengan cedera neuvaskular akut atau ketidakstabilan residual kronis. Pemeriksaan klinis, fluroskopi, ultrasonografi, dan MRI membantu menganalisis patologi secara mendetail dan membantu dalam pengambilan keputusan antara perawatan non operatif dan operatif.Â
Kata Kunci : dislokasi siku anak dislokasi siku, rontgen dislokasi siku
Â
PENDAHULUAN
Dislokasi pada sendi siku merupakan salah satu kasus trauma muskuloskeletal yang cukup sering dijumpai, terutama pada anak-anak yang aktif secara fisik. Siku merupakan sendi utama yang kompleks karena melibatkan tiga tulang yaitu humerus, radius, dan ulna, serta beberapa struktur jaringan lunak seperti ligamen dan saraf. Cedera pada siku, seperti dislokasi, dapat terjadi akibat trauma langsung maupun tidak langsung, misalnya saat anak terjatuh dengan menumpu pada lengan yang terentang. Kondisi ini menimbulkan nyeri hebat, pembengkakan, keterbatasan gerak, serta risiko komplikasi seperti kerusakan saraf atau pembuluh darah.
Pemeriksaan radiografi merupakan metode pencitraan awal yang penting dalam menegakkan diagnosis dislokasi siku. Radiografi dapat memberikan gambaran posisi anatomi tulang dan mendeteksi pergeseran yang mengindikasikan adanya dislokasi. Pemeriksaan ini juga berguna dalam membedakan antara dislokasi sederhana dan dislokasi yang disertai fraktur. Oleh karena itu, pemahaman tentang teknik pemeriksaan radiografi yang tepat, termasuk pemilihan proyeksi, posisi pasien, serta komunikasi dengan pasien anak, menjadi aspek penting dalam praktik radiologi.
STUDI KASUS
Studi kasus yang diangkat dalam video ini adalah seorang anak perempuan yang berusia 10 tahun mengalami kecelakaan saat bermain sepeda di sekitar komplek rumahnya. Anak tersebut kehilangan keseimbangan sehingga terjatuh dengan posisi tubuh menumpu pada lengan kanan anak tersebut. Kejadian tersebut membuat anak merasa nyeri hebat pada siku bagian kanan. Melihat kejadian tersebut, orang tua melakukan pemeriksaan fisik awal dan ditemukan adanya pembengkakan pada siku dan reaksi nyeri intens ketika siku tersebut disentuh. Gejala-gejala inilah yang menjadi indikasi kuat adanya cedera serius pada sendi siku, seperti fraktur atau dislokasi. Oleh karena itu, orang tua membawa anak tersebut ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Setelah dilakukan pemeriksaan klinis oleh dokter, disimpulkan bahwa terdapat dugaan dislokasi pada elbow. Untuk memastikan diagnosis serta menentukan derajat dan arah dislokasi, dokter merujuk pasien ke instalasi radiologi untuk melakukan pemeriksaan radiografi pada elbow (siku).Â
Dalam video tersebut, simulasi pasien anak dilakukan dengan menggunakan model mahasiswa yang berakting sebagai pasien anak. Simulasi ini bertujuan untuk menampilkan suasana pemeriksaan radiografi dengan pendekatan yang lebih realistis. Dikarenakan pasien adalah seorang anak, petugas radiografer ditampilkan untuk memberikan komunikasi kepada orang tua pasien untuk melepas benda logam pada area yang akan diperiksa. Radiografer juga memberikan instruksi kepada orang tua dan anak agar menggunakan apron untuk mengurangi paparan radiasi.