Mohon tunggu...
Anhar M Elluary
Anhar M Elluary Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Berdomisili di benua itam.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pamanku dan Isyarat kematian

28 Januari 2012   23:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:20 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1327792219934655897

[caption id="attachment_157958" align="alignnone" width="402" caption="Ilustrasi "][/caption] An, Tua Taher sudah meninggal. Sms yang masuk di hpku. Tua Taher adalah kakak dari Aba saya, wajahnya sangat mirip dengan Abaku. Beliau juga sangat dekat dengan saya. Teringat  Februari tahun kemarin,  kami menghabiskan waktu malam hanya bersoal jawab masalah Tasawuf. Sampai sekarang masih terngiyang-ngiyang dibenakku pertanyaan beliau dikala itu. "An, Kenapa disetiap doa meminta agar dimudahkan  saat sakaratul maut?". Saya tidak menjawabnya, karena saya yakin beliau hanya mengetes saya. Tau ngg kenapa? Karena sakaratul maut itu sakit, sebagai mana kambing ketika dikuliti cetusnya. Makanya Nak, kita perlu memohon agar dimudahkan ketika sakaratul maut, beliau membahasnya sengat detail. Tak menyangka, pertanyaan beliau adalah isyarat, akan meninggalkan dunia selama-lamanya. Hari ini beliau menghembuskan nafas terakhir,  untuk menghadap  Sang pencipta jagat raya ini. Ana uridu wa'anta turidu Allahu yaf'alu ma yurid. kita hanya membuat rencana. Tapi Allah jualah yang menentukan setiap keinginan kita. Semoga, Pamanku sekaligus Guruku, mendapat tempat yang layak disisi Allah SWT. Darimu kami berasal dan kepada kamu jua kami kembali. Inna lillahi wainna ilayhi rajiun.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun