Salah satu hal yang mendapat perhatian extra pada era kekuasaan Presiden Jokowi adalah Industri Kreatif atau ekonomi kreatif. Menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan keterampilan, kreativitas, dan bakat individu dalam menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan.
Ada 15 subsektor pada industri kreatif, yaitu : periklanan, kuliner, arsitektur, seni pertujukan, pasar barang seni, kerajinan, penerbitan, dan percetakan, fashion, riset dan pengembangan, permainan interaktif, musik, film dan fotografi, desain, layanan komputer dan piranti lunak, serta televisi dan radio. Dari ke 15 subsektor Industri Kreatif diatas Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan fashion adalah subsektor tertinggi yang memberikan sumbangan untuk pemasukan Negara sebesar 30 % atau sekitar Rp 180 triliun. Hal itu sampaikan Arief Yahya usai pembukaan Jakarta Fashion Week tahun 2014.
Dalam bidang fashion salah satu desainer yang mampu membantu mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional adalah Tex Saverio. Lelaki yang lahir di Jakarta pada 28 Agustus 1984 ini mulai dikenal sejak ia memenangkan penghargaan nasional di Mercedez- Benz Asia Fashion award pada tahun 2005 silam. Saat itu tema rancangan yang di usung Tex Saverio diberi nama “Dualism”. Dalam koleksi busana ini Tex Saverio mengangkat isu transgender. Lelaki itu mengatakan kalau ia mengangkat isu tersebut karena ingin menciptakan koleksi pakaian yang siap digunakan baik untuk lelaki ataupun perempuan.
Tex Saverio atau yang biasa disapa Rio telah hobi menggambar sejak ia masih berada di bangku taman kanak – kanak. Lalu ia menyadari bahwa dirinya menyukai dunia fashion sejak dirinya berada di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Karena rasa cintanya yang teramat besar pada dunia fashion akhirnya Rio nekat untuk meninggalkan studinya di SMAK 1 BPK Penabur dan pindah ke sebuah sekolah mode bernama Bunka School of Fashion Jakarta.
Pada tahun 2010, Rio bersama ketiga rekannya, Imelda Kartini, Albert Yanuar, dan Hian Tjen menggelar sebuah fashion show bertajuk “Rejuvenate Fashion Regeneration”. Tujuan fashion show itu adalah untuk menampilkan jati diri keempat desainer alumni Lomba Perancang Mode Femina tersebut. Pada acara itu Rio berkesempatan menonjolkan ciri khas karya – karyanya yang liar, klasik, sekaligus feminin didalam koleksinya yang bernama “My Courtesan”.
Setelah show yang berlangsung di Upper Room, Annexe Building, Wisma Nusantara tersebut berlangsung sukses nama Tex Saverio semakin dikenal para pengamat mode dan masyarakat luas. Di tambah lagi saat ajang Jakarta Fashion Week 2011 nama Rio terpilih menjadi salah satu ksatria mode Majalah Dewi. Dalam koleksinya yang bernafas avant grande, kombinasi antara imajinasi dan fantasi yang Rio beri nama “La Glancons” atau balok es, Rio berhasil menarik perhatian para undangan yang ada dan mengembalikan pamor Haute Couture atau adibusana yang sudah memudar. Bukan hanya itu koleksi “La Glancons” milik Rio dipilih oleh Lady Gaga untuk di pakai pada pemotretan Harper’s Bazaar America edisi bulan Mei. Pada pemotretan tersebut Lady Gaga tak hanya akan memakai gaun rancangan Tex Saverio namun Lady Gaga juga akan mengenakan koleksi – koleksi dari Alexander Mcqueen, Thierry Mugler, dan Versace. Hal itu membuat “La Glancon” karya Tex Saverio secara tidak langsung dapat disejajarkan dengan karya – karya milik ketiga desainer ternama itu.
Setelah pemotretan tersebut Lady Gaga masih terus mengenakan rancangan – rancangan Tex Saverio bahkan gaun milik Rio menjadi salah satu gaun wajib yang dikenakan Lady Gaga dalam Born This Way Ball Tour.
Tak hanya Lady Gaga, salah satu gaun dari koleksi “La Glancon” milik Tex Saverio juga terlihat dikenakan oleh Kim Kardhasian pada halaman majalah ELLE Amerika Edisi Maret 2013.
Tidak berhenti sampai disana, Trish Summerville seorang desainer kostum yang bertugas membuat kostum – kostum untuk produksi film The Hunger Games : Cathcing Fire menunjuk Tex Saverio untuk membuat gaun pernikahan yang akan dipakai oleh Katniss Everdeen, sang karakter utama tokoh film tersebut. Sebelum nama Tex Saverio diumumkan sebagai perancangan gaun itu sempat beredar kabar bahwa gaun pengantin tersebut adalah Karya Alexander Mcqueen. Itu bukan pertama kalinya karya – karya Rio disetarakan dengan karya – karya Mcqueen. Perez Hilton, seorang narablog mode yang telah melihat karya – karya milik Tex Saverio pun mengatakan bahwa Rio memiliki bakat yang setara dengan sang desainer gaun pengantin ternama asal Inggris tersebut.
Tex Saverio mengaku sangat bangga saat karya – karyanya di setarakan dengan karya – karya desainer sekaliber Alexander Mcqueen namun Rio juga mengatakan kalau ia akan lebih bangga jika ia dikenal sebagai Tex Saverionya Indonesia.
Koleksi – koleksi Rio ia akui lahir dari fantasinya. Disaat Rio sedang mendesain sesuatu ia selalu membayangkan akan jadi seperti apa busana itu saat dipakai. Rio juga mengatakan kalau ia menyukai unsur dramatis pada karya – karyanya. Rio mengakui kalau ia selalu ingin berkesperimen dengan sesuatu, mengeksplorasi, dan melihat apakah ia bisa menciptakan sesuatu yang berbeda tanpa menghilangkan karakter rancangannya.