Mohon tunggu...
Chaerunnisa Rahmatika
Chaerunnisa Rahmatika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Librocubicularist.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pentingnya Pembingkaian Ilmiah Media terhadap Peristiwa Perubahan Iklim

24 Juni 2022   10:15 Diperbarui: 24 Juni 2022   10:35 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dampak Perubahan Iklim (freepik/macrovector)

 

Sudah saatnya perubahan iklim menjadi isu yang diperhatikan oleh kita sebagai penduduk bumi. Laopran dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada Agustus 2021 menyatakan jika suhu bumi akan naik sekitar 1,5C dalam dua dekade mendatang jika tidak ada tindakan apapun untuk mengubah keadaan bumi pada saat ini.

Setiap derajat kenaikan suhu akan memberikan banyak dampak buruk bagi keberlangsungan hidup semua makhluk yang berada di bumi. Bahkan dalam beberapa waktu terakhir, berita-berita mengenai bencana alam kerap menghiasi media massa. Sayangnya, pemberitaan mengenai isu perubahan iklim ini masih kalah saing dengan berbagai pemberitaan lain yang menyangkut isu politik, sosial maupun ekonomi.

Tidak semua masyarakat sadar akan perubahan iklim ini. Meski sebagian masyarakat tidak menyangkal dengan adanya perubahan cuaca, suhu udara, kebersihan udara, dan sebagainya. Akan tetapi mereka belum memahami sepenuhnya terhadap perubahan iklim yang terjadi. Untuk memberikan pemahaman seputar perubahan iklim, perlu adanya berbagai upaya yang dilakukan dari berbagai pihak dalam memberikan informasi seputar isu tersebut.

Dalam hal ini, media massa menjadi salah satu pihak yang memiliki kekuatan cukup besar dalam mempengaruhi masyarakat melalui framing atau pembingkaian peristiwa. Melalui framing, media dapat membantu masyarakat memahami kompleksitas perubahan iklim melalui pengalaman yang dekat dengan kehidupan nyata. Hal ini diperlukan agar masyarakat memahami secara jelas akar permasalahan dari isu tersebut dan tergerak untuk mengambil tindakan dalam mengurangi dampak dari adanya perubahan iklim tersebut 

Di Indonesia, pemberitaan mengenai isu perubahan iklim dapat dikatakan kurang populer jika dibandingkan dengan pemberitaan lainnya. Padahal hampir seluruh media di Indonesia sudah menyajikan karya jurnalisme dalam berbagai bentuk dan berbagai platform. Tidak hanya jumlah beritanya saja, namun pembingkaian media juga belum dapat membuat masyarakat memahami urgensi terhadap isu  perubahan iklim tersebut.

Sejauh ini, pemberitaan media massa terkait perubahan iklim hanya berputar-putar pada pembahasan resiko dari adanya perubahan tersebut. Kebanyakan media tidak menyertakan pembahasan atau informasi yang bersifat edukasi. Salah satu diantaranya ialah edukasi terkait usaha menanggulangi resiko perubahan iklim tersebut.

Misalnya, dalam berita Tribunnews.com mengenai suhu panas di Indonesia yang mengutip pernyataan BMKG. Pada pemberitaan tersebut, jurnalis hanya menuliskan pernyataan BMKG yang diambil dari salah satu postingan instagram BMKG. Dalam hal ini jurnalis tidak berusaha untuk mencari pembanding dari sumber kredibel lainnya yang sama-sama membahas topik dalam berita tersebut. Selain itu, pembahasan yang dipaparkan pun terbilang cukup rumit untuk dipahami masyarakat awam karena data yang disajikan tidak ditampilkan dengan cukup baik.

meskipun demikian, beberapa media sudah mulai melakukan pemberitaan dengan yang didasarkan pada informasi yang bersifat ilmiah serta memberikan edukasi terkait dengan upaya mengurangi resiko perubahan iklim. Hal tersebut diharapkan pula oleh WALHI sebagai organisasi yang bergerak di bidang lingkungan.

Direktur Eksekutif WALHI Jawa Barat, Meiki Wemly Paendong memaparkan jika pembuatan karya-karya jurnalisme science bisa menjadi salah satu upaya dalam memberikan pemahaman terkait isu perubahan iklim ini. "Ada kebutuhan jurnalisme yang harus menjadi kepanjangan tangan dalam menginformasikan hasil-hasil temuan misalnya dalam hal ini yang terkait dengan perubahan iklim," tutur Meiki.

Tentunya agar menjadi karya jurnalisme yang akurat, penyampaian informasi harus ditunjang oleh hasil penelitian para ilmuan agar informasi yang disampaikan memiliki dasar yang tepat. Dengan begitu, informasi yang disampaikan pun dapat berimbang dan tidak menimbulkan misinformasi bagi masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun