Meskipun saya memiliki sensitivitas tinggi terhadap radang tenggorokan, bukan berarti saya tidak menyukai produk es krim. Asalkan saya memiliki masa libur yang cukup lama, saya pasti menyempatkan diri untuk membeli dan mengonsumsi es krim. Produk ini baik karena terbuat dari susu yang mengandung kadar kalsium tinggi untuk mendukung pertumbuhan tulang dan gigi.Â
Harganya pun tergolong murah dengan banyaknya varian rasa untuk mengatasi kebosanan minum susu. Mendapatkannya pun tergolong mudah karena tersedia di mana-mana tanpa harus membelinya dari jauh dan menyimpannya di kulkas sampai waktu tiba untuk mengonsumsinya. Merek es krim apa yang rasanya begitu mengena di mulut saya? Salah satunya adalah Campina.
Sejarah Campina
Untuk memperkuat daya saing, keluarga Sabana Prawirawidjaja selaku pemilik usaha susu Ultrajaya T Ultrajaya Milk ikut menanam modal pada 1974 sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Campina Ice Cream Industry.Â
Kemudian untuk meningkatkan produksi Campina memindahkan lokasi pabrik pada 1984 ke Rungkut, Surabaya hingga kini dan mampu menghasilkan sekitar tiga puluh juta liter es krim per tahun menurut situs Indonesia Investments.
Kekuatan Campina hari ini
Dengan pemimpinnya berupa perusahaan multinasional, Campina menjadi produsen es krim asli Indonesia terbesar sekaligus perusahaan es krim terbesar di Asia Tenggara di luar anak usaha bisnis multinasional di kawasan ini. Pangsa pasar ini diproyeksikan terus meningkat seiring pendapatan masyarakat kita yang terus meningkat dan usaha Campina merambah pasar yang lebih luas lagi melalui e-commerce.
Selayang pandang pabrik Campina