Mohon tunggu...
regi kurnia
regi kurnia Mohon Tunggu...

Sekedar berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Nyinden for Your Life

19 Juli 2014   07:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:55 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1405705088892576858

Sekitar dua minggu yang lalu tepatnya di malam minggu, sebagaimana biasanya saya engga ada kerjaan, dan indak bisa tidur juga, pada akhirnya buka laptop lalu nyari artikel menarik untuk dibaca.
...
Malam itu saya lupa sebenarnya lagi googling apa, namun tetiba saja saya menemukan diri sedang membaca artikel mengenai salah satu maestro Sinden yang saya juga baru dengar dan tahu.

Pertama sih saya nemu artikel tentang pesinden Titim Fatimah (Sunda banget yah namanya, Perhatikan ulangan 'tim' :D) dan satu lagi Upit Sarimanah. Kedua nya berasal dari daerah yang kebetulan saya kenal dan tahu, Titim Fatimah sendiri lahir di Deli, Sumatera namun memiliki darah sunda dari Ayah nya, H. Damri Sumarta, sedangkan Upit Sarimanah, lahir dengan nama Suryamah, merupakan pesinden kelahiran Sadang, Purwakarta pada 16 April 1928. Kedua nya disebut-sebut sebagai Pesinden termasyhur dan tersukses di tanah sunda, bahkan Nusantara, pada periode 1950-1970-an.

Sayang sekali saya tidak banyak menemukan banyak artikel mengenai mereka. Artikel yang memuat biodata lahir Titim Fatimah aja engga ada (tapi disebutkan di website kota subang sih, tahun 1938) begitu pun dengan jumlah artikel nya pun cuman bisa dihitung jari.


Pada akhirnya sih saya fokus pada cerita ibu Titim Fatimah.
So, begini beberapa hikayat pendek yang saya dapat dari artikel, dikatakan bahwa Titim Fatimah ini merupakan sinden yang paling sukses secara finansial sepanjang masa. Konon kabarnya ketika baru turun dari mobil saja penggemar sudah mengerubungi nya, hingga mbikin petugas keamanan kewalahan.
Ketika Titim Fatimah mulai membawakan tembang, penonton seolah terhipnotis, begitu pun dengan saweran yang diberikan, disebutkan bahwa penggemar nya berani memberi saweran yang tidak hanya cuma berbentuk uang namun juga mobil hingga rumah!

Pada puncak karirnya disebutkan bahwa honor sekali panggung Titim Fatimah bahkan bisa melebihi penyanyi pop terkenal pada masa itu.
Thankfully, walau pun sukses secara finansial Titim Fatimah tidak menjadi buta akan nafsu, Uang tersebut ia gunakan untuk pergi naik haji, membangun usaha dan membangun sekolah dasar di Jalan Cagak, Subang, yang merupakan kampung halaman nya dengan nama Sekolah Dasar Titim Fatimah.

Akhirnya karena penasaran, saya coba nyari lagu dari Titim Fatimah, Puji Tuhan sih, saya nemu (dan download) kaset kompilasi sunda dari blog gitu, isinya Pop Sunda, tapi dinyanyiin sama beberapa maestro sinden sunda. Judul Album nya Album Nostalgia Pop Sunda, penyanyi nya ada Upit Sarimanah, Titim Fatimah, Euis Komariah, Tati Saleh dst.
Tapiii, kebanyakan sih saya dengerin cuma bagian Titim Fatimah aja hihihi...

Well, ini bagian yang tersulit nya, gimana yah cara ngegambarin Suara Titim Fatimah nya.
sejak pengetahuan saya tentang musik juga agak kurang, jadi mohon maaf kalo saya menggambarkan tidak Jentre (Bahasa sunda nya, dengan jelas).

Di album itu ada 5 lagu yang dinyanyikan oleh Titim Fatimah, diantaranya;
1. Es Lilin
2. Neng Geulis
3. Mojang Priangan
4. Bardin
5. Cikapundung
6. Bulan Dagoan

Okeh, awal-awal sih saya cuman dengerin lagu Es Lilin aja, sejak cuman lagu itu (dan Mojang Priangan) yang familiar ditelinga, tapi saya lebih milih lagu es lilin dulu saja yang di ulang-ulang.

Pertama mendengar nya, well, menakjubkan. Titim Fatimah memiliki suara khas, yang menurut salah satu artikel di kompasiana,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun