Mohon tunggu...
Budi Santoso
Budi Santoso Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Mendekati Pilkada Serentak, Seorang Cagub Kalbar Diserang Kampanye Hitam

9 Januari 2018   16:41 Diperbarui: 9 Januari 2018   16:53 1527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar olah pribadi

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara esensi sebenarnya menjadi ajang untuk memilih pemimpin yang berkualitas.

Hal tersebut seharusnya diwujudkan dalam bentuk kapabilitas sebagai pemimpin, visi kebangsaan, dan program kerja yang bisa membawa kebaikan bersama.

Namun tampaknya pada faktanya berbeda 180 derajat. Pasca diumumkannya calon Kepala Daerah oleh beberapa partai,  kampanye hitam justru berkembang dengan sangat cepat di media sosial.

Umumnya, informasi tersebut disebarkan untuk menjatuhkan para calon dari lawan politik. Berbagai aib, fitnah, informasi hoax, bahkan ujaran kebencian ditebar oleh pihak-pihak tak bertanggunt jawab untuk mempengaruhi pilihan masyarakat.

Tak terkecuali yang dialami oleh dr. Karolin Margret Natasa, calon gubernur Kalimantan Barat. Fotonya dengan judul yang tak senonoh bertebaran di media sosial untuk menyudutkan dirinya.

Tentu saja motif penyebaran foto tersebut berlatarbelakang sangat politis. Yaitu, berkaitan dengan langkah Karolin dalam Pilkada Kalbar.

Dapat dipastikan bahwa hal tersebut merupakan kampanye hitam untuk melakukan pembunuhan karakter pada calon kepala daerah asal PDIP tersebut.

Bila praktik politik penuh dengan kampanye hitam ini diteruskan maka demokrasi akan terancam. Kita tak lagi bisa memilih pemimpin yang terbaik karena ulah para penyebar informasi sesat tersebut.

Untuk itu, ke depan kita harus tahan diri agar tidak turut menyebarkan kampanye hitam di media sosial. Berbeda pilihan politik adalah hal yang lumrah. Kritik itu wajar asalkan dilandasi dengan etika.

Mari kita jaga rumah bersama Indonesia ini dari bahaya politik pecah-belah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun