Mohon tunggu...
Budi Santoso
Budi Santoso Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hal-hal yang Tak Selesai dari Artikel "Inilah Simalakama Jokowi"

4 Januari 2018   13:08 Diperbarui: 4 Januari 2018   13:10 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkembangnya media sosial dalam era demokrasi mendorong setiap orang bisa berpendapat dengan bebas. Namun sayangnya, kebebasan berpendapat tersebut seringkali disalahgunakan tanpa tanggung jawab.

Pihak-pihak yang tak bertanggung jawab  kerap menyebarkan informasi yang sesat, hoax, dan fitnah di media sosial.

Tak hanya itu, kadang beberapa orang berubah menjadi "ahli" dalam sekejap untuk mengomentari permasalahan yang bukan bidangnya. Akibatnya, banyak pendapat dan analisa yang 'ngawur' di media sosial.

Hal tersebut, misalnya, terlihat dari artikel yang berjudul "Inilah Simalakama Jokowi" yang dimuat oleh portal berita abal-abal konfrontasi.com.

Penulis artikel tersebut berusaha memberikan kritik atas kebijakan ekonomi Presiden Jokowi, namun semuanya meleset dari sasaran kritiknya.

Misalnya, Ia mengkritik kebijakan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang melaksanakan kebijakan 'Tax Amnesty' untuk mengejar penerimaan pajak dalam negeri.

Upaya menggenjot penerimaan pajak yang masif dari pemerintah, menurut penulis, justru akan melambatkan melambatkan perekonomian di tanah air. Karena hal itu bisa membatasi ekspansi dunia industri dan perdagangan.

Tentu, kita tak pernah tahu motif mengapa penulis artikel itu justru mempermasalahkan usaha peningkatan penerimaan pajak dalam negeri. Bisa jadi memang penulisnya, bukan pembayar pajak yang taat sehingga merasa terganggu saat pemerintahan saat ini gencar memburu pajak.

Di sisi lain, dalam artikel tersebut sangat terlihat bahwa penulis tidak memahami permasalahan ekonomi makro. Akibatnya banyak 'gagal paham' dari penulis atas masalah inti dari bidang tersebut.

Ketidakpahaman itu beriringan dengan libido mengkritik yang besar. Akhirnya, hasil pemikirannya itu bukan artikel yang bernas, kritik yang tajam atau ulasan yang komprehensif, melainkan hanya upaya menggiring opini negatif pada pemerintahan Jokowi saja.

Terutama untuk memfitnah Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dengan label-label yang serampangan, yang kemungkinan penulisnya juga tidak paham, seperti 'antek Washington Consensus', 'antek neolib', dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun