Mohon tunggu...
Cepy Hilmawan
Cepy Hilmawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pendeta yang Islami, Ustad yang Kristiani

16 Juli 2018   11:17 Diperbarui: 16 Juli 2018   11:31 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Orang beriman adalah orang yang menjadikan  Tuhan sebagai pedoman dasar di setiap aspek kehidupannya, terserah dia mau Yahudi, Kristen, Islam, Hindu, Budha atau apa pun. Bahkan orang yang kita sangka -- dalam tanda kutip -- tidak beragama karena menganut aliran kepercayaan tertentu - Sunda Wiwitan atau Kejawen misalnya -- mereka semua adalah saudara seiman kita, dengan catatan mereka menjadikan Tuhan sebagai pertimbangan utama di dalam kehidupannya.

Terserah, mereka menyebut Tuhan dengan sebutan Yehova, Allah Bapak, Alloh, Nu Ngaresakeun. Atau apa pun. Itu semua soal mulut. Bukan bunyi mulut kita yang membuat Tuhan benar-benar menerima cintai kita, melainkan hati kita tulus atau tidak di dalam mengucapkan itu untuk kegembiraan orang banyak.  

Jadi, orang Yahudi, orang Kristen, Hindu, Budha dan lain-lain itu adalah saudara seiman kita. Mereka monotheistic. Pada prinsipnya mereka percaya pada Tuhan yang satu.

Jadi, apakah semua agama itu sama?

Terdapat sejumlah hal yang sama dan terdapat banyak hal yang berbeda. Seperti perbedaan antara ayam dan bebek atau ikan dan kambing. Ayam, bebek, ikan dan kambing adalah binatang. Ciptaan Tuhan. Mereka makhluk-makhluk mulia yang ditakdirkan hidup dilingkungan yang berbeda. Tetapi apa pun perbedaannya, jangan menjadikan hal itu menjadi tembok penghalang untuk beteman dengan mereka. Bersahabat dengan mereka. Bahkan bersaudara dengan mereka.

Jadi, jika suatu hari ada seorang tokoh Kristen - pendeta umpamanya - melayat tetangganya yang sakit. Lalu ia menghiburnya dan kemudian membantu tetangganya itu menuju kesembuhan -- kita orang Islam -- bisa menyebut Pak pendeta itu sebagai pendeta yang islami. Sebab apa yang dilakukan oleh sang pendeta itu sama persis dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika beliau menjenguk sahabatnya yang sakit. Menghiburnya dengan kata-kata yang menyenangkan dan kemudian berusaha membantu kesembuhan sahabatnya itu.

Jadi, jika suatu hari ada seorang tokoh Islam -- ustad misalnya -- melayat tetangganya yang sakit. Lalu ia menghiburnya dan kemudian ia membantu menuju kesembuhan tetangganya itu-- sahabat-sahabat Kristen -- bisa menyebut Pak ustad itu ustad yang kristiani. Sebab apa yang dilakukan oleh Pak Ustad sama persis dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Isa atau yang lebih dikenal dengan panggilan Yesus oleh sahabat-sahabat Kristen, ketika beliau menjenguk orang yang sakit. Menghiburnya dengan kata-kata yang menyenangkan. Kemudian menyembuhkannya. Bahkan membangkitkannya dari kematian.

Jadi, diantara agama itu mana yang bena ?

Nah, kebenaran itu ada dalam dada dan jiwa masing-masing penganut agama itu sendiri. Dan jangang dikeluarkan. Kalau itu dikeluarkan nanti ribut. Biarlah Tuhan saja yang menjadi Hakim Agung yang akan memutuskannya. Biarlah Tuhan saja yang nanti memberi sertifikat kebenaran atas semua itu. Dan saya berharap semuanya diberi surat kebenaran. Sehingga kita bisa meneruskan kebersamaan, kedamaian dan keindahan yang abadi di sisi Tuhan.

Amin.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun