Mohon tunggu...
Sosbud

Perjalanan Hidup H Agus Salim

27 Oktober 2018   01:57 Diperbarui: 1 November 2018   07:17 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kota Gadang merupakan kota kelahiran H. Agus Salim. Beliau lahir pada tanggal 8 Oktober 1884. Mula-mula H. Agus Salim bernama Musjhudul Haq. Namun, karena sering sakit-sakitan ayah beliau mengganti nama nya dengan Agus Salim. Ayah Agus Salim bernama Sutan Muhammad Salim dan ibunya Siti Zainab. Jumlah seluruh saudara Agus Salim ada 15 orang.

Pada tahun 1898, Agus Salim berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan sekolah. Seko;ah yang dimasukinya ialah Hogere Burger School (HBS), yaitu Sekolah Menengah Belanda. Pada zaman Haji Agus Salim masih anak-anak, jarak Bukittinggi dengan Jakarta terasa jauh. 

Waktu itu belum ada pesawat terbang, Agus Salim harus berlayar dengan kapal laut. Di sekolah Agus Salim juga disenangi oleh teman-temannya dan disayangi gurunya. Para guru Belanda telah melihat bakat dan kecerdasan Agus Salim.

Mula-mula H. Agus Salim mendapat pekerjaan di Jawatan Pekerjaan Umum atau BOW. Akan tetapi, pekerjaan ini benar-benar tidak menarik perhatiannya. Agus Salim segera pulang ke kampong halamannya untuk mendirikan sekolah. Ia mendirikan Hollands Inlandse School (HIS) atau sekolah dasar bumi putra. 

H. Agus Salim menikah dengan Zainatun Nahar, kemenakan ayahnya. Walaupun tidak didahului dengan berpacaran atau bertunangan, rumah tangga mereka berlangsung dengan rukun dan bahagia. Agus Salim dikaruniai empat orang anak.

Pada tahun 1915, Haji Agus Salim memasuki perkumpulan Sarekat Islam. Itu adalah pengalaman yang pertama dalam dunia politik. Sarekat Islam pada mulanya bernama Sarekat Dagang Islam. Perkumpulan itu didirikan oleh H. Samanhudi di Solo pada tahun 1911. D

alam suatu pemilihan, H. Agus Salim terpilih sebagai anggota Pengurus Besar. Pemimpin-pemimpin SI lainnya ialah H.O.S Tjokroaminoto, Abdul Muis, Wondoamiseno, Sosrokardono, Surjopranoto, dan Alimin Prawirodirdjo. H. Agus Salim mempunyai pengetahuan yang luas tentang agama Islam karena gemar membaca buku agama. 

Ketika bekerja pada konsulat Belanda di Jedah, H. Agus Salim menggunakan kesempatan itu untuk mendalami agama Islam. Selama 5 tahun ia belajar pada saudara sepupunya, Syekh Akhmad Khatib, seorang ulama Islam terkemuka di Mekkah.

Pada tahun 1946, beliau diangkat menjadi juru bicara Perdana Menteri Sutan Syahrir. Beliau ikut menghadapi Belanda dalam meja perundingan. Perjuangannya maju terus dalam politik, dalam cabinet Syahrir II, H. Agus Salim diangkat menjadi Menteri Muda Luar Negeri atau Wakil Menteri Luar Negeri H. Agus Salim banyak memberikan tenaga dan pikirannya secara diam-diam. 

Setelah Kabinet Syahrir II bubar, dibentuk Kabinet Syahrir III. H. Agus Salim kembali ditunjuk menjadi Menteri Muda Luar Negeri. Beliau selalu menjadi penasihat PM Syahrir dalam perundingan dengan pihak Belanda. 

Pada tanggal 17 Januari 1953, H. Agus Salim pergi ke Amerika atas undangan Cornell University dan Princeton University. Beliau diminta untuk memberi kuliah tentang agama Islam. Kedua perguruan tinggi itu amat menghargai jasanya dibidang diplomasi, jurnalistik, dan pemerintahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun