Mohon tunggu...
Celvin Agustinus Sihombing
Celvin Agustinus Sihombing Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengangguran di Indonesia

26 Oktober 2022   10:12 Diperbarui: 26 Oktober 2022   10:22 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengangguran di Indonesia

 

Pengangguran di bagi menjadi beberapa macam seperti pengangguran terbuka (tenaga kerja yang menganggur karena kekurangan tempat bekerja), terselubung (pengangguran yang terpasak bekerja di suatu bidang yang bukan ahlinya), musiman (memiliki pekerjaan namun tidak tetap), dan setengah menganggur. Masalah pengangguran ini bukan lah masalah yang baru di Indonesia.

Dengan adanya campur tangan pemerintah dalam menangani masalah ini akan menjadi lebih cepat teratasi. Jika masalah selalu dibiarkan dapat berdampak buruk bagi perkembangan suatu negara.

Tanggapan saya terhadap masih tingginya angka pengangguran di Indonesia adalah merasa sangat kecewa sekaligus prihatin. Kekecewaan ini karena pemerintah masih belum cukup cepat dan tanggap dalam menyelesaikan masalah pengangguran. Padahal, masalah pengangguran bukanlah masalah yang baru saja terjadi di Indonesia tetapi sudah ada sejak lama dan tidak kunjung terselesaikan. Di samping itu, masyarakat juga tentu merasa prihatin dan khawatir setelah mengetahui bahwa angka pengangguran di Indonesia masih tinggi. Hal ini dikarenakan pengangguran merupakan suatu hal yang sangat berpotensi untuk menghambat perkembangan ekonomi masyarakat secara mikro maupun perkembangan ekonomi negara secara makro. Faktor penyebab terjadinya pengangguran, antara lain :

  • Adanya hambatan (ketidaklancaran) bertemunya pencari kerja dan lowongan kerja.
  • Jenis pengangguran ini biasanya terjadi karena hambatan teknis (misalnya waktu dan tempat). Sering terjadi pencari kerja tidak mendapat informasi yang lengkap tentang lowongan kerja.

  • Rendahnya tingkat keahlian.
  • Keahlian dan produktivitas sangat erat. Orang yang memiliki keahlian akan memiliki produktivitas tinggi karena ia mampu memanfaatkan dirinya pada aktivitas ekonomi produktif.

  • Diskriminasi.

  • Besarnya Angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja.

  • Budaya pilih-pilih pekerjaan.

Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dan lagi ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan yang ditemukan di Indonesia bukan pengangguran terselubung, melainkan pengangguran terbuka yang didominasi oleh kaum intelektual (berpendidikan tinggi).

  • Pemalas.
  • Selain budaya memilih-milih pekerjaan, budaya (negatif) lain yang menjamur di Indonesia adalah budaya malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan keluar lain yang ditempuh adalah dengan menyogok untuk mendapatkan pekerjaan.

  • Tidak mau ambil resiko.



  • Dampak pengangguran di Indonesia adalah sebagai berikut.
  • Timbulkan Kemiskinan.
  • Dengan menganggur, tentunya seseoraang tidak akan bisa memperoleh penghasilan. Bagaimana mungkin ia bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Seseorang dikatakan miskin apabila pendapatan per harinya dibawah Rp 7.500 per harinya (berdasarkan standar Indonesia) sementara berdasarkan standar kemiskinan PBB yaitu pendapatan per harinya dibawah $4 (sekitar 17.400 apabila $1 = Rp 8.700).

  • Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja / produktivitas.

  • Makin beragamnya tindak pidana kriminal.

  • Bertambahnya jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen, perdagangan anak dan sebagainya.

  • Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

  • Penurunan Pendapatan Perkapita / Penerimaan Negara.

  • Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.

Jika dianalisis dengan perspektif Pancasila, Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang bertujuan untuk melindungi, memakmurkan, serta mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia sesuai nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Tetapi dengan adanya pengangguran maka hal tersebut sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai dari Pancasila karena pengangguran bertolak belakang dengan tujuan dari dibuatnya Pancasila terutama sila ke 5, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang artinya bahwa Pancasila bertujuan untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.

Oleh karena itu, solusi untuk mengatasi pengangguran di Indonesia adalah sebagai berikut.

  • Memperluas dan membuka lapangan pekerjaan.
  • Menciptakan pengusaha-pengusaha baru.
  • Mengadakan bimbingan, penyuluhan dan keterampilan tenaga kerja, menambah keterampilan, dan meningkatkan pendidikan.
  • Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan ke tempat atau sektor ekonomi yang kekurangan.
  • Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan.
  • Dengan mempercepat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada usia dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri.
  • Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas).
  • Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi. Karena Sebagian besar para penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun