Sayangnya pemilik hotel kadang kurang memahami arti standar operasi. Bersyukurlah bagi mereka berlatar perhotelan, setidaknya akan mampu menjalankan bisnis ini dengan penuh perhatian sesuai pengetahuan.
Namun bagaimana jika sang pemilik kurang paham menjalankan roda bisnis ini?
Hotel yang dibangun dengan megah, di lokasi favorit, menjadi incaran para tamu, ladang basah bagi hotel. Tapi jangan salah, bisnis akan tenggelam jika tidak dijalankan dengan benar secara prosedural.
Untung ruginya pemilik mencampuri urusan operasi hotel, digambarkan sebagai "pengacau".
Beberapa sikap pemilik hotel yang menghambat kemajuan hotel:
(1.) Tidak mempercayai pimpinan/(GM) menjalankan operasi hotel
(2.) Tidak mendelegasikan kepada pimpinan hotel/general manager (GM)
(3.) Seluruh kegiatan hotel mesti diketahui pemilik termasuk menandatangani administrasi kegiatan tim penjualan
Bagi operator hotel sungguh menyulitkan, dimana ketiga peran masing-masing dijalankan secara bersamaan. Demikian pula bila hotel berdiri sendiri (independent), kegiatan pasti terhambat, bahkan terhenti. Karenanya Tim penjualan diubek-ubek.
Bahasan saya kali ini akan mengerucut pada hotel yang independen. Tim penjualan berusaha mencari pendapatan sebanyak-banyaknya. Mereka berjuang agar bujet tercapai. Hasil kerja pejuang revenue ini akan tampak pada data admin okupansi dan pendapatan harian, mingguan, bulanan serta tahunan.
Seorang sales leader sejatinya mampu memutuskan segala hal terkait aktivitas penjualan. Sayangnya tidak selamanya ideal sesuai standar. Beberapa hotel memberlakukan aturan berputar-putar pada prosesnya. Bahkan setiap pengajuan secara tertulis. Hal sepele jadi ruwet!