Ketika menginjak remaja, menjadi seorang penulis adalah sebuah impian. Karena cita-cita itu, penulis pernah terpilih menjadi juara ke 3 mengarang tingkat nasional yang diadakan Kantor Pos Indonesia tahun 1983. Tulisan itu bertemakan 'Menuju Abad 20.
Kegemaran ayah yang selalu membaca ditambah buku-buku yang memenuhi ruang tengah rumah, menumbuhkan kehausan membaca. Kata ayahku, bahwa karena menulis seseorang dapat mengelilingi dunia dan sebaliknya karena menjelajah dunia ia dapat menulis.. Ayahku memang hobi melancong.
Seandainya tiada #wfh akibat pandemi sejak April lalu, tak akan tercipta tulisan di blog pribadiku. Itulah titik awal bangkitnya gairah baru menulis. Work from home melahirkan semangat baru bagi seseorang yang memiliki bakat terpendam.
Pembedaharaan kata yang minim dan penguasaan tata Bahasa Indonesia menjadi kendala bagiku. Hal ini disebabkan penggunaan berbahasa Inggris dan Melayu lebih dominan dalam keluarga. Walau kemampuan berbahasa yang sekedarnya dan amburadul itu namun keinginan pandai berbahasa yang baik adalah tetap keharusan bagi penulis. Tertatih-tatih memang. Apa daya, harus ada usaha. Tentu saja!
Menulis harus dimengerti pembaca
Keahlian menuangkan tulisan yang apik dan dimengerti adalah suatu talenta. Bakat yang disiram terus menerus menumbuhkan karya terpuji bagi seseorang. Orang-orang demikian memiliki kemampuan unggulan. Selain keharusan gemar membaca, seorang penulis juga harus menyusun dalam kalimat yang seharusnya bertata-bahasa yang rapih. Tidak saja dikemas apik bahkan harus dapat dimengerti pembaca.
Cara mengukur kepiawaian mengolah tata kalimat dalam tulisan ini yaitu dengan mencoba mengirimkan konten melalui media sosial. Bila pembaca sepi, no reaction, berarti tak menarik bagi audience. Hal Ini pernah penulis lakukan melalui blog pribadi yang hasilnya jauh dari harapan. Hari berganti hari tampak tiada perubahan.
Akhirnya dengan mengerahkan segala upaya, penulis mengirimkan ke WAG Sales Marketing Hotel Indonesia (SMHI), terbaca oleh 206 pembaca. Dan artikel itu menjadi yang 'terpopuler dengan judul 'The 10 Golden Rules - Sales Marketing Hospitality. Itulah kesempatan pertama kali mendapat viewer terbanyak dari blog pribadiku.
Setiap minggu minimum 2 artikel tayang namun tetap tak menarik pembaca. Mungkin tata Bahasa yang semrawut, pikirku.
Suatu hari, penulis teringat Ayah yang kerap membuat artikel untuk surat kabar Kompas. Tanpa pikir panjang mencari cara agar artikel ini dapat dibaca lebih banyak pembaca. Pucuk di cinta ulam tiba, kutemukan Kompasiana.