Mohon tunggu...
Ahmad Rafidhi
Ahmad Rafidhi Mohon Tunggu... Penulis - Perangkat desa

Sajak-sajak jalanan

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Serba Serbi Ramadhan di Kampung Saya

27 Maret 2023   00:11 Diperbarui: 27 Maret 2023   00:15 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Ramadhan adalah momentum yang selalu dinanti oleh setiap muslim diseluruh dunia,bulan penuh rahmat dan penuh berkah ini membawa semangat baru untuk insan-insan muslim dan muslimat dalam melakukan ibadah dan amal keabikan lainnya,seperti saling berbagi  rezekikepada mereka yang kurang mampu.Ada banyak kegiatan yang dilakukan umat islam,dan sebagian dari kegiatan itu sudah hampir menjadi tradisi tahunan  disetiap Ramadhan.Kali ini saya akan sedikit menulis tentang suasana ramadhan dikampung saya,tepatnya disalah satu kampung yang bernama Gampong kumbang kecamatan meurah mulia yang bernaung dbawah pemerintahan Kabupaten Aceh Utara Nanggroe Aceh darussalam.Dan semoga anda berkenan untuk membaca.

Meugang

Meugang atau makmeugang(bahasa aceh) menurut yang saya lihat dan saya pelajari sampai saya sudah bisa makan dan minum sendiri atau bahasa dalam Fiqih disebut dengan Mumaiz adalah kegiatan membeli daging sapi atau kerbau yang disembelih dipasar-pasar atau disembelih oleh  sebagian masyarakat dengan cara patungan(meuripee-ripee) di kampung-kampung,yang tujuannya adalah untuk memeriahkan suasana dalam meyambut bulan suci dengan makan bersama keluarga atau sanak saudara hingga tetangga dengan menghidangkan daging yang sudah dimasak dengan aneka menu ala koki rumahan. 

Tradisi ini  biasanya dilakukan sehari sebelum masuk nya bulan Ramadhan.Dan biasanya kegiatan membeli daging meugang dilakukan subuh hari alias pagi  buta supaya nanti bisa membeli daging yang masih segar,karena para pedagang  biasanya memotong sapi sekitar jam-jam tengah malam,ini dilakukan agar mempercepat proses  mengkuliti sapi untuk dijual dagingnya ke pembeli yang datang subuh hari.Mengingat kalau dikampung saya prosesnya masih manual,mulai dari sembelih hingga proses mengkuliti lembu yang sudah disembelih.

Nah,pertanyaannya dibenak pembaca,apakah pada hari lain kami tidak makan daging sapi?.Tentu saja kami makan daging sapi namun, tradisi meugang lebih khas dan bermakna,kalau bahasa simple nya,Ramadhan akan hambar tanpa makam daging meugang.

Melihat anak bulan atau tunggu pengemuman pemerintah

Nah,inilah  momen  menyambut bulan Ramadhan yang bikin deg-degan.kenapa bisa demikian?.Karena masyarakat atau warga dikampung saya,mereka semua menunggu hasil rukyah hilal atau pengemuman dari mentri agama untuk memutuskan apakah besok jadi puasa atau tidak.Ada raut cemas dan gembira dalam menunggu pengemuman hasil rukyat hilal atau pengemuman dari pemerintah.Dan itu semua hilang tatkala pengeras suara di surau atau dalam istilah kami disebut meunasah mengumumkan bahwa puasa jadi besok hari.

Dalam hal ini pula,banyak dari masyarakat kami mengunjungi rumah-rumah teungku-teungku(ustad atau kiyai) untuk memantapkan hasil pengemuman rukyah hilal atau hasil pengemuman dari kementrian Agama.

Tarawih Malam pertama Dan Malam Selanjutnya

Sepuluh menit sebelum azan berkumandang,masyarakat sudah mulai berbondong-bondong menuju surau atau Mesjid untuk melaksanakan Solat Insya secara berjamah.Dan setelah Solat insya dilanjutkan dengan solat tarawih.Ada pemandangan yang menakjubkan terlihat saat malam ramadhan,dimana seluruh elemen masyarakat bersama-sama beribadah dengan semangat,mulai dari orang dewasa,remaja,anak kecil,baik itu laki-laki dan perempuan sama-sama  memenuhi tempat ibadah.

 Ketika Solat tarawih selesai,biasanya ada tausiah singkat disampaikan oleh Tim Safari Ramadhan.Tim safari ini berisi anak pesantren atau dayah,baik pesantren salafi maupun pesantren moderen.Dan ini adalah momen menjalin silahturrhmi yang begitu bermakana,mengingat mereka(tim safari) adalah para penuntut ilmu yang masih aktif dan selalu berkecimpung dengan mempelajari kitab-kaitab kuning,sehingga ilmu yang mereka peroleh bisa disalurkan  untuk masyarakat dalam momen bulan Ramadahan yang sangat mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun