Mohon tunggu...
cebol pendosa klaraspiningit
cebol pendosa klaraspiningit Mohon Tunggu... -

cebol,tidak terikat, tidak terkekang,tidak tercengkeram sekaligus tempat salah dan dosa, lemah dan tidak bisa apa-apa biarlah di mata dunia penuh dengan kekurangan memang demikian adanya,tidak akan pernah bisa menggapai tanpa dengan pertolongan dan belas kasih Tuhan. tanpa denganNya sungguh Cebol Pendosa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Humanisasi Air Kehidupan, Oh Manusia!

7 Maret 2017   10:36 Diperbarui: 7 Maret 2017   10:45 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Wahai manusia..!! luas mana..?? telaga dengan laut... tidak usah kamu jawab..!! namun cukup kamu rasakan dan kamu hayati, dan bergeraklah..!!

Tinggi mana telaga dengan awan apalagi langit. Masihkah kamu mengatakan bahwa kami turun menuju ketempat yang rendah, tidakkah kalian bisa menyesuaikan faham seperti kesadaran kami, bahwa kami turun menuju ketempat yang lebih atas.... jauh keatas, ketitik yang mustahil dapat kalian daki dan juga muskil kalian sentuh.

Walau kami ditempat ketinggian kami selalu dalam kesadaran sunnatullah, kami tidak sombong, kami tidak arogan, kami tidak berdiri sendiri-sendiri, kami tidak saling menjatuhkan diantara kami, sungguh ini bisa kalian akal rasional dalam berpikir..?? aliran kami jauh lebih banyak dari aliran-aliran yang kalian ciptakan, namun aliran kami mengalir ketempat yang sama menuju satu titik “keluasan tanpa batas”, kami tetap sadar sebagai hamba yang feqir, maka kami bergerak mengalir yang tampak mata kalian kebawah namun sesungguhnya jika kalain cerdas sesungguhnya justru kami menuju tempat yang lebih tinggi, lebih luas tanpa batas, ketempat yang tidak akan mengubah dzat, sifat, watak dan perilaku menjadi najis walau bangkai dimasukkan kedalamnya.

Disanalah..!!! sesungguhnya kemuliaan itu, disanalah sesungguhnya kedamaian itu, disanalah sesungguhnya kemerdekaan yang sejati itu... wahai manusia sudahkah kamu bisa menyadarinya, bahkan dari sanalah semua sumber kehidupan berada, dan dari sanalah gelombang-gelombang tercipta, sampai pada terbentuknya hujan juga karena dari sana.

Aku mencoba menyela, “namun tidakkah kalian juga bisa langsung menjadi uap sehingga menjadi gas yang langsung bergerak keatas sebagai mendung dan pyur hujan..!!

“Iya memang bisa, namun tidakkah kamu menginginkan kesempurnaannya, sebab tanpa proses aksi realisasi sunnatullah hanya akan menjadi konsep semata, hanya retorika tiada henti, berbicara dengan berdalil dengan seribu ucap, sejuta kalimat dan semilyar ikhtiyar hanya akan berhenti pada pakaian pemikiran dan pakaian pemujaan, tiada sandaran yang manjadi perilaku ikhlas dan ketawakkalan. Kemudian hujah apa yang akan kami gunakan pada Tuhan kami dan atsar-sujud apa yang akan saya haturkan kepada-Nya”.

Jika hal demikian yang kami lakukan maka telah ada pengingat dari sunnatullah, “mengambil bagian dengan disertai keinginan dari hawa nafsu tanpa adanya perintah itu merupakan pengingkaran dan perpecahan. Sedangkan mengambil bagian tanpa disertainya hawa nafsu itu adalah kesesuain dan penginfakan, sedangkan meninggalkannya merupakan riya’ (pamer) dan kemunafikan”.

Mungkin bagi kalian hal ini berat selama masih didalam prasangka hati sanubari yang kemudian direkayasa akal pikiran yang kalian legalkan dengan rumus ilmiyah, walau sebenarnya sederhana dan mudah. Namun terserah kalian bagaimana memilih cara kehidupan kalian. Kami punya kehidupan dan kalian juga punya kehidupan.

“Apa anda tidak bisa melihat, kemudian memahami dan akhirnya menyadari..!! bahwa telaga tempat kami tinggal ini adalah kenikmatan yang besar bagi kami dan bagi Anda, tidakkah ini mengharuskan untuk menjalankan sunnah-sunnah lainnya yang juga menjadi bagian dari sunnatullah”. Yaitu memberi kehidupan kemaslahatan yang banyak.

“Apakah kamu mengira bahwa tempat ini adalah tempat yang tinggi, dan ini yang ingin kami raih dan Anda berprasangka bahwa kami telah cukup puas dan senang, o... manusia Anda salah, tempat yang tinggi dan yang dimuliakan bukan disini tempatnya tapi, disana ditempat kediaman yang aman dan nyaman serta tentram dan bahagia, toh juga akan tetap berperilaku disini..!! namun telah dalam kesempurnaanNya”.

Kami tidak akan pernah sempurna... demikian pula mestinya Anda..?? tanpa dengan-Nya maka, kenapa kami mengalir ketempat yang lebih tinggi dan luas tanpa batas, walau tampak mata lahir manusia turun mengalir ketempat yang lebih rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun