Mohon tunggu...
Catur Nurrochman Oktavian
Catur Nurrochman Oktavian Mohon Tunggu... Guru - guru mata pelajaran IPS di Salah satu SMP Negeri. suka menulis, dan sudah menghasilkan beberapa buku tentang pendidikan IPS

guru mata pelajaran IPS di Salah satu SMP Negeri. suka menulis, dan sudah menghasilkan beberapa buku tentang pendidikan IPS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Usai Pesta, Lalu Apa?

9 Januari 2019   05:01 Diperbarui: 9 Januari 2019   05:13 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Suara terompet dan ledakan kembang api silih berganti, seolah tak berhenti mengiringi setiap pergantian akhir tahun Masehi. Menyambut tahun baru di berbagai penjuru kota biasanya marak dengan berbagai kegiatan atau acara hiburan. Hal ini sudah menjadi tradisi di masyarakat dalam menyambut datangnya tahun yang baru. Di sudut-sudut gang, lorong jalan permukiman warga umumnya selalu ramai dengan acara kumpul-kumpul antartetangga. Bakar Jagung atau  Bakar Ayam dan Ikan seolah menjadi menu wajib yang dijumpai di acara kumpul-kumpul tersebut. Penjual jagung, arang, ikan, dan ayam sejak sore hari sudah panen mendapat limpahan rejeki dari para warga yang berburu bahan makanan untuk mengisi dan menghabiskan malam tahun baru.

Fenomena tersebut rutin dijumpai, meski malam tahun baru biasanya diiringi rintik hujan karena memang pergantian tahun baru masehi di bulan Desember pas dengan tibanya musim hujan di negara kita. Tetapi hal itu biasanya tidak menyurutkan warga untuk memeriahkannya. Acara malam tahun baru dinantikan masyarakat agar tidak melewatkannya dengan "biasa" saja.  Rasa suka cita pun terlihat saat jam berdentang dua belas kali tengah malam yang menandakan tahun telah berganti. Pesta pun usai. Tinggal menyisakan kepuasan, kegembiraan di kalangan masyarakat karena telah turut memeriahkan malam pergantian tersebut, tidak peduli malam telah larut menyita waktu tidur mereka, tidak peduli tumpukan sampah yang tersisa, dan telah menanti pekerjaan untuk merapikan bekas peralatan yang digunakan. Hal tersebut seakan terbayarkan oleh rasa suka cita dan gembira karena kemeriahan acara telah berlangsung. Pesta pun usai.

Usai pesta, lalu mau apa? Makna tahun baru tidak berhenti hanya dengan perasaan suka cita mengisi acaranya dengan segala pernak-pernik seremonial belaka. Justru "pesta" sebenarnya baru dimulai. Tahun yang baru kita sambut dengan semangat baru untuk memperbaiki segala pencapaian kegiatan yang kurang baik hasilnya pada tahun sebelumnya. Di tahun yang baru inilah seharusnya "dimeriahkan" dengan segala usaha, kerja keras kita dengan semangat baru dalam rencana pencapaian hasil yang lebih baik dibandingkan tahun yang telah lewat. Tradisi itulah yang harus kita bangun dalam pemaknaan menyambut setiap tahun yang baru.

Tradisi yang lebih baik lagi adalah dengan memanjatkan doa sebagai ungkapan rasa syukur kita kehadirat Yang Maha Kuasa, Allah Yang Maha Esa atas segala nikmat yang dianugerahkan kepada kita sepanjang tahun yang berlalu. Dan berharap kepadaNya agar di tahun mendatang diberikan segala anugerah yang lebih baik. Dan tradisi seperti itu lebih bermakna mendalam di lubuk hati kita, bahwa menyambut tahun baru tidaklah harus meriah dengan segala pernak-pernik pesta kembang api, petasan dan tiupan terompet saja. Pesta seperti itu usai seiring jam berdentang dua belas kali. Tapi ada "pesta" yang belum usai yaitu bekerja dan berdoa terus memperbaiki segala kekurangan diri di tahun sebelumnya, dan bekerja lebih keras, semangat baru untuk mengisi tahun yang baru agar keberkahan mengisi lembar-lembar kehidupan kita. Terutama kita seluruh masyarakat Indonesia harus memiliki semangat yang lebih baik dalam menyambut Tahun politik 2019, dan harus kita sukseskan bersama untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sejahtera. Mari kita sambut tahun baru dengan semangat baru demi kemajuan dan keberkahan bagi Indonesia.

Wallahualam Bishowab

Selamat Tahun Baru 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun