Mohon tunggu...
Catur Nurrochman Oktavian
Catur Nurrochman Oktavian Mohon Tunggu... Guru - guru mata pelajaran IPS di Salah satu SMP Negeri. suka menulis, dan sudah menghasilkan beberapa buku tentang pendidikan IPS

guru mata pelajaran IPS di Salah satu SMP Negeri. suka menulis, dan sudah menghasilkan beberapa buku tentang pendidikan IPS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Posisi dan Kontribusi

24 Mei 2018   06:37 Diperbarui: 24 Mei 2018   07:31 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: thinkstockphotos

Seseorang dalam kehidupannya terkadang lebih banyak mengejar posisi, namun tanpa berpikir kontribusi apa yang dapat diberikannya melalui posisi tersebut. Tidak jarang seseorang mengejar posisi hanya demi untuk mengejar keuntungan pribadi berupa kekayaan materiil semata. Padahal posisi tersebut menuntut atau mewajibkan seseorang untuk berkontribusi demi kebermanfaatan bagi banyak orang. 

Sebaliknya sebagian orang berpikir untuk selalu berkontribusi dan akhirnya mereka mendapatkan posisi. Orang-orang hebat seperti Mark Zuckerberg, Steve Jobs tidak selalu berpikir untuk mengejar posisi, namun sebaliknya berkontribusi saja terus menerus melalui kreativitas dan bekerja keras mewujudkan ide-ide brilyannya dan akhirnya ditakdirkan mendapatkan "posisi" terhormat dengan kekayaan berlimpah. 

Bahkan sebagai CEO di perusahaan besar yang mereka dirikan, mereka hanya mendapatkan gaji kecil (untuk menghindari pajak yang besar), namun mendapat keuntungan lain yang bernilai jutaan Dollar yang dikenai pajak lebih kecil. Bagi orang-orang hebat seperti mereka, bayaran tidak terlalu dipikirkan, karena mereka meyakini bahwa mereka akan dapatkan "bayaran" yang nilainya besar seiring pertumbuhan kualitas diri.

Bahkan yang lebih "gila" lagi adalah John Wood---salah satu direktur Microsoft yang mengundurkan diri dari posisi terhormat dan karir yang bagus (dalam usia 35 tahun) kemudian memilih berkontribusi melalui Room To Read ~ sebuah lembaga nirlaba yang didirikannya untuk membantu pengembangan sumberdaya manusia melalui gerakan literasi di beberapa negara berkembang di berbagai belahan dunia.

Bagi orang-orang yang berpikiran maju seperti mereka, pertanyaan "Apa yang saya dapatkan?" diganti dengan pertanyaan "Apa yang dapat saya berikan?" Itulah perbedaan makna posisi dan kontribusi. Jika orang yang berpandangan sempit, mengejar posisi senantiasa hanya demi mendapatkan sesuatu yang bersifat materiil. 

Namun bagi yang berpandangan luas, maka terlebih dahulu mengedepankan kontribusi apa yang dapat diberikan dengan posisi yang diduduki. Jika memiliki posisi (jabatan) namun kontribusi bagi kebermanfaatan orang banyak tidak ada, maka sebenarnya apa kegunaan posisi tersebut?

Saya lalu teringat petuah bijak dari orang tua yang mengatakan, carilah "Jeneng" (nama), maka Jenang (materi) akan datang. Petuah tersebut tidak mengedepankan kata "Jenang" (materi) terlebih dahulu. Dan mengedepankan "Jeneng" yang diartikan mendapatkan nama karena kontribusi yang diberikan dan akhirnya akan mendatangkan "Jenang". 

Sepertinya petuah ini relevan dengan makna posisi dan kontribusi yang dijelaskan di atas. Kontribusi akan memberikan posisi. Dan posisi harus memberikan kontribusi yaitu sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang. 

Bukan dengan posisi/kedudukan, maka akan mendapatkan sesuatu demi keuntungan pribadi? Menurut Yogi, Guru itu posisi, dan kontribusinya memberikan ilmu. Guru itu jabatan. Kontribusi utamanya adalah berbagi ilmu kepada anak didiknya dan masyarakat luas. Dengan berkontribusi kepada orang lain melalui ilmunya, maka sebenarnya telah menempatkan guru pada posisi yang terhormat.

Jadi berkontribusilah dalam posisi apapun, dalam kesempatan apapun. Ingat perkataan John F. Kennedy yang terkenal: Jangan tanyakan apa yang negara berikan padamu. Tapi tanyakan apa yang bisa Anda berikan pada negaramu. Itulah makna kontribusi. 

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat (berkontribusi) untuk orang lain. Jika John Wood saja bisa berkontribusi untuk bangsa lain di berbagai belahan dunia yang sama sekali belum Ia kenal sebelumnya, maka kita pun harus bisa! Minimal untuk orang-orang di sekitar kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun