Geladi Hominisasi menjadi kegiatan geladi pertama yang saya ikuti. Setelah menyelesaikan tugas pra geladi, saya kemudian tergabung dalam kelompok kecil beranggotakan 7 orang yang berasal dari jurusan dan latar belakang yang beragam. Sejujurnya, pada awal pembagian kelompok, perasaan takut dan khawatir seolah mengambil alih kemampuan pengendalian diri saya. Namun saat hari H geladi, perasaan takut seolah sirna dalam sekejap, muncul rasa senang ketika berkenalan dengan teman-teman baru. Selama berdinamika, saya belajar untuk menghargai pendapat dan mendengarkan aspirasi teman sekelompok saya. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar merupakan hal yang sangat penting sebagai bahasa penghubung saya dan teman-teman selama berdinamika. Selain itu, selama berproses kita selalu diharapkan untuk berani menyampaikan pendapat secara tepat serta menyuarakan kebenaran ketika ada pendapat yang kurang tepat.Â
Proses berpikir kritis merupakan salah satu hal yang perlu ditanamkan dalam pola pikir anak muda sekarang terutama dalam menghadapi arus perkembangan dunia. Generasi muda cenderung mengharapkan kerja yang serba instan, padahal nyatanya proses yang harus dilakukan jauh lebih panjang dan rumit. Gratifikasi instan ini berpengaruh pada mental generasi muda yang cenderung mudah menyerah pada situasi yang ada diluar zona nyaman mereka. Karenanya saya percaya, geladi merupakan program yang tepat bagi kami mahasiswa untuk lebih memperdalam kemampuan yang kami miliki.
Selain pengetahuan lebih jauh mengenai multikulturalisme, saya juga mendapatkan beragam soft skills seperti berdiskusi, mengembangkan kemampuan public speaking, serta beradaptasi secara cepat dengan lingkungan baru untuk menyelesaikan tantangan presentasi yang diberikan. Selama geladi saya juga belajar untuk menerapkan cara berpikir SWOT dalam menyelesaikan masalah yang saya yakin dapat berguna bagi saya selama menjalani perkuliahan. Walaupun hanya berlangsung selama setengah hari, namun dampak dari Geladi Hominisasi ini saya percayai dapat memberikan dampak jangka panjang bagi saya bukan hanya di dunia perkuliahan, namun untuk seterusnya.Â
Kegiatan pembelajaran di kampus merupakan salah satu cara saya untuk memperdalam ilmu kewarganegaraan yang saya miliki guna menjadi bekal untuk dibawa ke dunia luar. Namun, akses teknologi yang kini semakin mudah dapat membantu saya untuk mencari informasi dan menyampaikan aspirasi. Seperti janji yang saya ikrarkan setiap kali lagu Indonesia Raya "Marilah kita berjanji, Indonesia abadi." Lirik lagu ini menjadi pengingat bagi saya bahwa apapun yang terjadi kewajiban saya sebagai warga negara adalah menjaga negara ini agar tetap berjaya.Â