Mohon tunggu...
Baihaqi
Baihaqi Mohon Tunggu... Petani - Blogger

Seorang blogger

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

GNNT, Badan Apa Lagi Itu?

28 April 2015   16:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:36 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14302147351658856109

[caption id="attachment_363323" align="aligncenter" width="560" caption="Para Peserta Ikut Foto Bareng (Foto : Seputaraceh.com)"][/caption]

Awalnya aku berfikir, GNNT itu adalah sebuah badan resmi baru yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia. Lantas, terbesit pertanyaan dalam hati, "untuk apa pemerintah membentuk banyak badan, sedang badan-badan yang sudah ada patut dipertanyakan efektifitasnya?" Mungkin saja, kamu juga tidak tahu sudah berapa banyak badan-badan (instansi) yang dibentuk oleh pemerintah di negeri ini, apalagi aku yang tinggal dipelosok negeri berprofesi sebagai pencari nafkah untuk keluarga yang tidak begitu peduli dengan hal-hal yang tak memberi dampak langsung kepadaku.

Ah, ternyata dugaanku salah. GNNT adalah singkatan dari Gerakan Nasional Non Tunai. Sebuah gerakan yang digagas oleh Bank Indonesia (BI). Tujuannya untuk memasyarakatkan transaksi non tunai ditengah-tengah masyarakat. Katanya sih, transaksi non tunai itu lebih efektif dan tidak banyak mengundang resiko. Gerakan ini sendiri diproklamirkan oleh Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, pada Kamis, 14 Agustus 2014 di Jakarta. GNNT itu sendiri ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melakukan transaksi atas kegiatan ekonominya dengan cara non tunai.

Pemahaman seperti ini aku dapatkan ketika mengikuti acara Jelajah Non Tunai Bersama BI dan Kompasiana yang digelar di Gedung BI Banda Aceh, Sabtu (25/04) . Bukan hanya itu, dalam acara yang beri tajuk #nangkringbareng #SaatnyaNonTunai, para pemateri menyampaikan bahwa penggunaan transaksi non tunai yang dilakukan masyarakat Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Padahal transaksi non tunai dapat meminimalisir tindak kejahatan kriminal, seperti perampokkan. Disamping setiap transaksinya akan tercatat sehingga setiap penggunanya tidak kerepotan harus menghitung uang kembalian.

***

Sehari sebelum kegiatan ini digelar di Banda Aceh, seorang rekan Husaini Ende yang juga pemilik akun http://www.kompasiana.com/husaini mengajakku untuk ikut serta berpartisipasi. Katanya, dia sendiri sudah mendaftar dan bahkan para bloggger handal di Aceh juga akan ikut serta. Awalnya aku enggan, karena ku pikir hari Sabtu adalah hari yang wajib ku manfaatkan untuk keluarga, khususnya untuk putriku yang masih berumur 7 bulan. Namun, pasca shalat Jum'at ku coba buka postingan di blog kompasiana dengan judul [ACEH] Jelajah NOn Tunai bersama Bank Indonesia untuk sekedar melihat-lihat format acara yang akan dilaksanakan. Setelah membaca sekilas, akhirnya aku tertarik untuk mengikuti kegiatan ini dan lantas saja ku ikuti prosedur pendaftaran.

***

Pelaksanaan acara Jelajah Non Tunai Bersama BI dan Kompasiana menurutku cukup meriah, para pesertanya selain para kompasianer di Aceh yang hadir juga ikut serta para GenBI. Kalau ga salah, GenBI adalah kepanjangan Generasi Baru Bank Indonesia yang merupakan para mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari Bank Indonesia. Bukan hanya itu, para petinggi perbankan di Aceh juga ikut serta disamping para petinggi-petinggi Bank Indonesia baik yang di Aceh maupun yang di pusat dan tak lupa para kru-kru kompasiana.

Dalam kegiatan diskusi, para peserta berlomba-lomba untuk mengajukan pertanyaan kepada pemateri. Aku sendiri beberapa kali menunjuk, namun tak direspon oleh pemandu diskusi, Iskandar Zulkarnaen yang juga pemilik akun http://www.kompasiana.com/iskandarjet. Padahal menurutku, masukan yang ingin aku sampaikan sangat penting mengingat para petinggi Bank Indonesia hadir. Hal yang ingin aku sampaikan "Disamping disosialisasikan kepada masyarakat secara luas, transaksi non tunai juga secara khusus harus disosialiasasikan kepada aparatur pemerintah. Ini penting mengingat transaksi non tunai ini dapat mencegah pembelian-pembelian fiktif karena seluruh transaksinya tercatat."

Namun sayang, hal tersebut tidak dapat tersampaikan secara langsung. Minimal dengan postingan ini hal yang ingin ku sampaikan dapat di baca oleh petinggi Bank Indonesia. Menurutku, ini sangat urgen karena transaksi non tunai dapat mencegah dan meminimalisir tindak pidana korupsi dijajaran pemerintah kita yang kini seakan telah berakar dalam sistem birokrasi.

Dipenghujung kegiatan ini, ditutupi dengan stand up comedy dan bagi-bagi hadiah kepada para pemenang tweet contest dan kepada peserta yang menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan oleh para narasumber. Dalam stand up comedy ada satu kalimat yang paling kuingat adalah "Banda Aceh sudah sangat tua yang berumur 810 tahun, jadi wajar kekurangan cairan." Menurutku, ini merupakan sindiran untuk PDAM di Kota Banda Aceh yang sangat tidak lancar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun