Mohon tunggu...
Catarina Tenny Setiastri
Catarina Tenny Setiastri Mohon Tunggu... Ibu, guru, dan pejalan.

ig: catarinatenny22 | fb: Catarina Tenny Setiastri | Saya Ibu dan guru yang menyukai perjalanan ke tempat-tempat baru yang cenderung senyap untuk mengalami dan meresapinya. Saya berinteraksi dengan alam, lingkungan sekitar, orang lokal, penggiat alam, atau dengan pejalan lainnya. Destinasi bukan satu-satunya tujuan dalam perjalanan; saya puaskan diri dengan pengalaman baru bersama keluarga, mencari letupan-letupan keajaiban di tiap peristiwa yang singgah. Keajaiban yang saya percaya selalu hadir dariNya membuat saya bertumbuh menjadi lebih baik, lebih berguna, dan berkembang dalam iman saya yang tidak seberapa.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Curamnya Jalur Gunung Pohen, Bali. 2069 mdpl.

2 Februari 2025   23:09 Diperbarui: 2 Februari 2025   23:09 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mas Titus dan yang lain jalan di depan, sedang saya wkwk jauh di belakang (Sumber: Dokpri)

Hahai... setelah lama ga nulis hingga jari-jemari terasa berkarat, hari ini, saya akan gassss... mulai membagikan cerita perjalanan yang ranumnya membekassss seperti sayatan di ruang hati dan pikiran saya.

Uyesss! Saya memilih Gunung Pohen sebagai tujuan pendakian pertama saya di tahun 2025 ini. Gunung Pohen ini terletak di Kabupaten Tabanan, Bali dengan  ketinggian 2069 mdpl. Gunung ini merupakan gunung tertinggi keenam di Bali dan termasuk dalam kawasan cagar alam Batukau. Nah, kalau termasuk cagar alam, kebayang kan bagaimana karakter jalurnya.  Yes! jalurnya full dengan eksotisnya hijau-hijau daun, batang-batang pohon yang besar yang rapat satu sama lain, serta ramainya kicauan burung di pagi hari. Percayalah.. kalian akan terhipnotis oleh suasana hutan yang menyegarkan. Just pejamkan mata, hirup dalam oksigennya, dan hembuskan perlahan. Ya perlahan, nikmati semuanya secara perlahan.

Tanah yang peka erosi (Sumber: Dokpri)
Tanah yang peka erosi (Sumber: Dokpri)

Tanah di gunung ini tergolong tanah andosol yang terbentuk dari abu vulkanis yang sudah mengalami proses pelapukan. Warnanya kelabu, peka banget terhadap erosi, namun begituuu subur. Kondisi topografi gunung ini pun bervariasi; mulai datar, landai, agak curam, curam, sampai dengan sangat curam (Sumber: Wikipedia - Cagar Alam Batukau). Tapi walaupun disebut bervariasi, tetap saja tingkat kecuramannya termasuk wowww diantara gunung-gunung yang lain. Nah, karena karakter tanah begitu peka terhadap erosi dan tingkat kecuramannya pun tajam, tegaskan diri kalian untuk lebih berhati-hati melakukan pendakian saat musim hujan. Jalur akan sangat licin, kita akan berjalan beriring dengan arus air, dan walaupun sudah disediakan tali di titik-titik curam, tetap saja pendakian harus dilakukan dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi.

Suasana hutan yang menghipnotis (Sumber: Dokpri)
Suasana hutan yang menghipnotis (Sumber: Dokpri)
Perjalanan menuju ke start point Gunung Pohen adalah perjalanan yang terdekat dari tempat tinggal saya. Hanya dengan 1,5 jam, saya sudah sampai di start point Pohen. Jika berangkat pagi, sore sudah sampai rumah dan beristirahat bersama keluarga. Oya, bagi yang suka sendiri, gunung ini juga menyajikan keamanan karena jalurnya tidak bercabang. Merayap Sendiri di Gunung Pohen, Bali

Saya dan Pohen (Sumber: Dokpri)
Saya dan Pohen (Sumber: Dokpri)
Minggu, 24 Januari 2025, kami mulai pendakian pk. 09:30 wita dan sampai di puncak pk 12:15 wita. Kami berjumlah lima orang: saya, Mas Titus, Pak Putu GWK (admin Forum Pendaki Bali), Mas Atri, dan Rama. Dan seperti biasa, saya paling belakang, bergumul dalam perenungan, doa, dan nge-vlog saya. Wkwk... kadang saya elus-elus kayu, merasakan teksturnya, berhenti untuk pandangi keindahan alam dari atas, mengingat sesuatu, mencerna, dan mendapatkan ting! solusi, berdoa Bapa Kami dan Salam Maria, foto-foto dan nge-vlog diantara pohon dan tanaman yang tersenyum dalam diamnya. Wkwk random banget ya aktifitasnya. Tapi yes! Bagi saya, berada disini adalah healing yang mengobati kepenatan saya.

Aktifitas maha penting di puncak: foto-foto, hahaha... (Sumber: Dokpri)
Aktifitas maha penting di puncak: foto-foto, hahaha... (Sumber: Dokpri)
Kalau dipikir-pikir, sebenarnya kami hanya pindah tempat makan siang aja. Sampai di puncak, langsung makan siang. Saling liat menu satu sama lain, berbagi, dan makan deh. Oh ada satu lagi aktifitas yang maha penting dalam pendakian ini; foto bareng di puncak. Kami dapat teman baru, yang berarti dapat cerita pengalaman yang baru. Asekkkk! 

Horrayyy dapet 2 teman baru (Sumber: Dokpri)
Horrayyy dapet 2 teman baru (Sumber: Dokpri)
Kalau ke Bali, sempatkan ke Gunung Pohen ya dan baca juga:
- Tektok Gunung Buthak
- Guru Kejammmm!
- Pendakian Gunung Sumbing Jalur Kaliangkrik
- 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun