Mohon tunggu...
Carolina Adak
Carolina Adak Mohon Tunggu... Apoteker - A long life learner

Apoteker

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Percaya Diri dan Kemauan untuk Maju adalah Kontribusi Sederhana namun Berdampak Luas

17 Agustus 2017   19:31 Diperbarui: 17 Agustus 2017   19:43 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya adalah seorang gadis asli Nusa Tenggara Timur yang boleh dibilang sedang dalam perjalanan menuju mimpi saya. Saya terlahir dari keluarga sederhana yang sangat menjunjung tinggi toleransi dan kerja keras. Saya adalah tipe orang yang bisa dibilang cukup berambisi dalam meraih sesuatu. 

Saat ini saya sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung. Dari segi geografi, jarak Bandung, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur cukup jauh atau bahkan sangat jauh. Namun itu bukan penghalang bagi saya untuk tetap melanjutkan pendidikan. Satu hal yang juga saya cari adalah kepercayaan diri. Dan itulah yang saya pikir telah saya berikan untuk Indonesia. Percaya diri yang dibarengi kemauan untuk maju.

Percaya diri merupakan suatu sikap yang sering kali menjadi kebutuhan kita sebagai manusia. Banyak yang melihat itu dari dua sisi yang berbeda, positif dan negatif.

Hemat saya, sekitar 50% muda mudi NTT khususnya seringkali merasa rendah diri. Terkadang dengan cepat membandingkan diri dengan hal atau pun orang yang menurut kita berada satu tingkat di atas kita. Tetapi ternyata, justru hal seperti itulah yang membawa kita masuk dalam kelompok tertinggal. 

Dalam hal merespon pun masih sangat kurang. Menggali dan mencari tahu lebih banyak pun masih sangat minim dari kita muda mudi NTT yang melakukan hal tersebut. Kita cenderung merasa nyaman dengan kondisi yang ada. 

Sangat jelas, cahaya dari Barat Indonesia sendiri menutupi indahnya sang Timur. Bukan karena suatu kebetulan tapi karena potensi juga bakat yang ada di Timur belum sepenuhnya didongkrak. Tidak, bukan hanya belum sepenuhnya didongkrak, menurut saya kiat untuk mendongkrak itu sudah terlihat namun yang menjadi masalah adalah kurangnya jiwa-jiwa muda yang mau mengembangkan potensi dirinya. Melihat hal ini, lantas apa yang dipikirkan? Yah, tentu saja harus ada timbal balik. Jauh dari pada itu, kembali lagi pada pribadi masing-masing, apakah mau maju dan siap menghadapi era ini? Butuh daya saing disini ceritanya.

Sebagai anak muda yang tumbuh besar di Nusa Tenggara Timur, saya punya kerinduan besar untuk melihat dan merasakan kemajuan NTT dengan hasil usaha anak-anaknya. Namun kenyataan yang ada justru sebaliknya. Saya melihat terbuangnya waktu dengan sia-sia tanpa diisi dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat. Pola perilaku pun masih menunjukkan ketidakpatuhan terhadap pemerintah, dalam hal ini program-program yang dijalankan pemerintah. Berpikir terlalu singkat, suka main hakim sendiri, kurangnya kemauan untuk belajar dan mencari tahu. Saya menyadari hal ini, di jaman sekarang informasi membangun apapun itu dapat dengan mudah diakses. Namun penyalahgunaan dalam bidang ini pun ternyata ada. 

Bisakah dirubah? Tentu.

Mulai dari pribadi, harus ada rasa ingin maju. Jangan pikirkan diri sendiri. Tetapi pikirkan apa yang saya capai dan itu bermanfaat bagi orang lain dan daerah.

Jika ditanya kontribusi apa yang sudah saya berikan bagi Indonesia maka menjadi percaya akan diri sendiri dan terus memacu diri untuk maju adalah jawabannya. Kiranya berdampak.

Selamat hari kemerdekaan, kiranya semangat kemerdekaan itu kekal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun