Mohon tunggu...
Yeni Kurniatin
Yeni Kurniatin Mohon Tunggu... Administrasi - if love is chemistry so i must be a science freaks

Ordinary creature made from flesh and blood with demon and angel inside. Contact: bioeti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Jangan Malu Bertanya agar Tidak Menyesal Kemudian (Siasat Terhindar dari KDRT)

12 Februari 2023   19:45 Diperbarui: 13 Februari 2023   05:53 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan rentan mengalami kasus KDRT. Jika dikerucutkan lagi perempuan-perempuan lajang dan mapan memiliki risiko lebih tinggi mengalami KDRT ketika berumah tangga. Asumsi ini mungkin memerlukan penelusuran lebih lanjut, karena berdasar pada kasus KDRT yang terjadi di lingkungan saya semata. Sehingga muncul dalam benak saya, mengapa perempuan lajang dan mapan ketika menikah cenderung tidak mendapatkan kebahagiaan seperti yang diidamkan, malah lebih sering ‘dimanfaatkan’ tidak sedikit berujung KDRT.

Say No To KDRT. KDRT tidak hanya merusak badan, tetapi jiwa. Tidak hanya satu orang, tapi satu institusi rumah tangga. Keputusan menikah yang tergesa-gesa sering kali menjadi penyebab perempuan berada dalam hubungan toxic semacam KDRT.  Yang penting nikah dulu. Yang penting ganti status dulu. 

Berikut beberapa faktor penyebab seseorang (khususnya perempuan) membuat keputusan menikah tergesa-gesa tanpa mengenal calonnya dengan baik.

1. Batasan usia

Pemahaman bahwasanya perempuan memiliki masa expired. Sedangkan laki-laki cenderung everlasting. Jika telat menikah, ada serentetan kerugian yang akan dialami oleh perempuan. Seperti kemungkinan untuk punya anak sangat kecil. Belum lagi dengan risiko kehamilan yang tinggi. Serta hal-hal lain yang cukup horor untuk dituliskan.

2. Desakan atau hasutan pihak ketiga

Pihak ketiga bisa berwujud orang tua, tetangga, teman atau kerabat. Orang tua tentu ingin anaknya bahagia. Kebahagian anak menjadi kebahagiaan orang tua. Apalagi jika mendapat menantu sesuai kriteria mereka. Ini sudah poolll sekali. Nikmat orang tua mana yang harus didustakan. Menantu ganteng, tajir, dan sayang keluarga. Mungkin hanya ada dalam karekter sinetron. Tapi berharap boleh saja bukan? siapa tahu do'a dan harapan langsung di-acc oleh Tuhan.

Ketika anak beranjak dewasa, tingkat horror orang tua ikut meningkat. Salah satunya ketakutan jadi bahan omongan kerabat dan tetangga. Bahkan kolega-kolega mereka. Karena anaknya tak jua menikah.

3. Bullying

‘Smug Married.’  Sebuah istilah yang saya temukan dari film Bridge’s Jones Diary. Kira-kira artinya pasangan menikah yang kurang bahagia di mana mereka memvalidasi kebahagiaanya dengan merundung orang-orang yang belum menikah.

 Tidak dipungkiri status lajang sering jadi bahan anekdot bahkan menjadi semacam ice breaking dalam forum formal mau pun informal. Para pejabat publik melakukan itu, begitu pun para ustadz muda. Betapa status lajang adalah aib. Atau penyakit. Atau sebuah kecacatan.

Sekitar sepuluh tahun lalu, teman perempuan saya terpaksa resign agar bisa mencairkan saldo JHT (BPJS Ketenagakerjaan). Sungguh miris alasannya itu. JHT seyogyanya adalah tabungan untuk nanti. 

Ditengah keputusasaanya mengenai jodoh yang tak kunjung datang, seorang kerabat mengenalkannya dengan pria. Calonnya ini kenalan jauh dari kerabatnya.  Saat itu usianya menginjak 32 tahun. Mengingat umur, desakan kerabat, didukung oleh orang tua yang merasa ada satu tugas belum selesai, yakni menikahkan anaknya. Dalam waktu kurang empat bulan dia langsung menerima lamaran tanpa berpikir panjang.

Seperti perkenalan yang singkat, tabiat asli suaminya pun terungkat dengan cepat. Suaminya belum memiliki penghasilan tetap, secara langsung perekonomian keluarga tergantung dengan teman saya. Belum perilaku kasar yang dia dapatkan jika keinginan suaminya tidak terpenuhi.

Di tahun ke-2 pernikahan masalah semakin besar. Kehadiran anak yang juga membutuhkan biaya tidak sedikit. Akhirnya teman saya mulai ‘membobol’ kartu kreditnya. lalu kolaps.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun