Mohon tunggu...
Carissa Eva Rosalia
Carissa Eva Rosalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sosiologi UNJ 2018

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Gaya Hidup Sehat di Masa Pandemi Covid-19

4 Juli 2021   12:54 Diperbarui: 4 Juli 2021   13:00 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 merupakan suatu wabah penyakit menular yang saat ini tengah menyebar luas di masyarakat hingga ke seluruh penjuru dunia. Virus ini menyerang area pernafasan bagi para penderitanya. Dalam penyebarannya, penularan virus ini dapat terjadi dengan berbagai cara, diantaranya yaitu melalui percikan saat batuk, bersin, atau berbicara ataupun juga melalui benda yang berada di sekitar kita. Covid-19 kemudian menjadi sorotan serius dan ditetapkan sebagai pandemi global. Pada akhirnya pemerintah pun mengeluarkan kebijakan bagi masyarakat untuk menerapkan new normal sebagai bentuk adaptasi pola hidup baru, namun masih banyak masyarakat yang dilanda rasa cemas karena penularan virus yang begitu cepat. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Alvara Research Center sebesar 60,5% masyarakat merasa khawatir tertular virus Covid-19 setelah diterapkannya new normal, sedangkan hanya 37,7% yang sedikit cemas dan tidak cemas. Sementara sisanya tidak menjawab atau menjawab tidak tahu.

Maka dari itu, dalam menyiasati hidup aman pada masa pandemi Covid-19 diperlukan adanya perubahan sikap dari setiap orang dalam menjaga kesehatan tubuhnya masing-masing. Berbagai cara dianjurkan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 seperti Gerakan 5M, yakni memakai masker, menjaga jarak aman, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Selain itu, mengubah kebiasaan negatif menjadi kebiasaan yang berdampak positif bagi diri sendiri seperti gaya hidup. Menurut Aristasari (2021:9) gaya hidup manusia mencerminkan prinsip hidup yang dipilih oleh manusia itu sendiri. Dengan menerapkan gaya hidup sehat kita dapat meminimalisir kemungkinan terdampak virus Covid-19, salah satunya dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang sangat dianjurkan di masa pandemi seperti saat ini.

Dikutip dari pernyataan Kementerian Kesehatan (2016), Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan suatu perilaku kesehatan yang dilakukan berdasarkan kesadaran diri sendiri sehingga seluruh anggota keluarga dapat menolong diri sendiri dalam bidang kesehatan serta berperan aktif dalam aktivitas masyarakat. Penerapan metode PHBS sangat dianjurkan kepada seluruh masyarakat di Indonesia terlebih saat meluasnya wabah Covid-19. Hal ini amat dianjurkan, karena menjaga imunitas tubuh di tengah kondisi pandemi saat ini sangat penting agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari penyakit. Menurut Alia (2020:303), penularan virus Covid-19 dapat dihambat melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dapat diterapkan oleh setiap individu di masa pandemi Covid-19 saat ini adalah mencuci tangan menggunakan sabun, menggunakan air bersih, dan mengonsumsi makanan yang bergizi. Untuk itu, dalam menyikapi mewabahnya virus Covid-19, perilaku hidup bersih dan sehat menjadi sangat krusial serta harus ditekankan secara mendalam kepada masyarakat.

PERILAKU GAYA HIDUP SEHAT BERDASARKAN PSIKOANALISIS FREUD

 

Menurut Thahir (2018:53) Freud menyatakan bahwa kepribadian terdiri atas tiga sistem yang meliputi id, ego dan superego. Dimana id merupakan aspek biologis, ego merupakan aspek psikologis, dan superego merupakan aspek sosiologis. Dalam memahami kepribadian manusia, Freud mengembangkan tiga sistem kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan antara satu dengan yang lainnya. Meskipun begitu, antara satu fase dengan fase yang lainnya merupakan satu kesatuan yang bekerja sama dalam mempengaruhi perilaku manusia.

Freud dalam (Storey, 2009:92-93) menyatakan Id adalah bagian dari kodrat kita yang bersifat impersonal. Ia berusaha untuk mewujudkan kepuasan kebutuhan naluriah.  Sementara ego adalah bagian dari id yang telah dimodifikasi oleh pengaruh langsung dari dunia luar. Berbeda dengan id yang mengandung nafsu, ego mewakili nalar dan akal sehat. Lain lagi halnya dengan superego. Superego muncul melalui internalisasi yang kemudian dipadukan dengan suara otoritas lainnya, sehingga menghasilkan 'hati nurani'. Meskipun superego adalah suara budaya, namun ia tetap bersekuty dengan id sehingga superego berdiri berlawanan dengan ego, yakni sebagai perwakilan dari dunia internal dari id.

Zaenuri (2005) menyatakan id merupakan dorongan psikis yang meliputi dorongan untuk bertahan hidup (life instinct) yang disebut dengan Erros dan dorongan kematian (death instinct) yang disebut Thanatos. Kemudian, Ego akan mengontrol dorongan yang dimunculkan oleh id dengan prinsip realitas. Dan superego menjadi pembatas dari semua dorongan dengan prinsip pada norma. Sementara itu menurut Susana (2006:89) kecemasan bersumber dari konflik internal antara id dan superego (norma masyarakat yang sudah diinternalisasikan) dalam diri seseorang. Selain itu, menurut Juraman (2017:286) Freud menyatakan bahwa kecemasan berfungsi sebagai tanda bahaya bagi ego, sehingga apabila tanda bahaya tersebut muncul dalam kesadaran ego dapat mengambil tindakan untuk menghadapi bahaya tersebut.

Kecemasan yang terjadi pada masyarakat akibat penyebaran virus  Covid-19 merupakan reaksi yang dikeluarkan akibat dari konflik yang terjadi antara id dan superego. Kecemasan muncul karena kekhawatiran masyarakat tertular virus Covid-19. Kecemasan tersebut merupakan dorongan id akan realitas yang sedang terjadi. Pada dasarnya seluruh masyarakat memiliki potensi untuk melakukan gaya hidup sehat, karena seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa manusia memiliki dorongan psikis untuk bertahan hidup (fase id). Kecemasan inilah yang kemudian memunculkan 'sinyal' bagi ego untuk bertindak untuk menghadapinya dengan menggunakan akal sehat yaitu dengan menerapkan gaya hidup sehat, salah satunya dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran virus secara masif.

Dengan semakin masifnya penyebaran virus Covid-19, maka masyarakat dianjurkan untuk menerapkan gaya hidup sehat seperti mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, memakai masker, memakan makanan bergizi dan olahraga secara teratur. Penerapan gaya hidup sehat di masa pandemi ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat agar dapat membantu meminimalisir penyebaran virus Covid-19. Selain itu menerapkan gaya hidup sehat,  dengan membangun narasi-narasi positif di tengah kondisi pandemi Covid-19 juga dapat menjadi penyemangat bagi masyarakat dalam menghadapi kondisi pandemi ini karena narasi yang positif dapat membantu membangkitkan sistem imun masyarakat sehingga masyarakat optimis

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun