Keberagaman dan kemajemukan bangsa Indonesia sudah dikenal sejak dulu. Sikap gotong royong dan saling menghormati dalam masyarakat pun sudah diakui lebih negara lain.
Dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019 yang semakin dekat, tidak jarang suasana menjadi semakin panas dan dapat membuat masyarakat terbelah akibat perbedaan pilihan yang sering tidak disikapi dengan bijak dan dewasa.
Memahami bahaya perpecahan yang menjadi efek dalam jangka panjang, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01, Ma'ruf Amin menyampaikan rencana yang akan dilakukan setelah pilpres 2019 selesai.
Saat menghadiri acara di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (21/03/2019) Ma;ruf Amin mengungkapkan, dirinya akan melakukan rekonsiliasi dengan pendukung dan juga dengan yang bukan pendukung jika terpilih.
Ma'ruf Amin menjelaskan, sikap yang akan dilakukannya sebagai pemimpin, akan menjadi pemimpin untuk semua rakyat Indonesia.
"Pastilah kita akan jaga kita akan satukan seluruh potensi. Bukan hanya yang mendukung yang tidak mendukung pun harus, kita menjadi pemimpin dari seluruh rakyat Indonesia," kata Mustasyar PBNU.
Dalam penilaian yang disampaikan kepada media berita, Mustasyar PBNU menginginkan Indonesia tidak terpecah belah akibat pilpres. Seolah-olah ada kubu-kubu, baik dari kubu Joko Widodo (Jokowi) atau Prabowo, oleh karenanya ia mengungkapkan rencananya jika terpilih nanti adalah segera melakukan rekonsiliasi agar persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tetap melekat.
Pada kesempatan tersebut, Ma'ruf Amin menegaskan tidak akan melakukan perbedaan kepada siapapun, bai berdasarkan status atau agama yang diyakininya.
Dengan begitu, maka hal yang terpenting ketika sedang proses pembangunan dengan mengutamakan keutuhan dan kesatuan, perasaan yang seolah-olah terpinggirkan dan didiskriminasi tidak ada. Semuannya untuk Indonesia, tambahnya.