Mohon tunggu...
Tarsih Ekaputra
Tarsih Ekaputra Mohon Tunggu... Konsultan - PR Consultant & Komporis Bela Negara

Seorang yang selalu ingin belajar, saat ini sebagai Pemimpin Redaksi belaindonesiaku.id dan juga sebagai seorang Trainer untuk Public Relations, Seorang PR Consultant dan mengelola gerakan sosial Ayo BelaIndonesiaku dan Cangkrukan Bela Negara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Festival Kearifan Lokal di Big Bang Jakarta 2019

25 Desember 2019   22:25 Diperbarui: 25 Desember 2019   22:43 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Festival Nasi Liwet di Big Bang Jakarta 2019

Mendengar Big Bang Jakarta, pikiran kita langsung teringat dengan sebuah perhelatan besar yang dikenal dengan Pameran Cuci Gudang Akhir Tahun yang dilengkapi dengan ragam festival. Ya, memang Big Bang Jakarta ini sejak tiga tahun lalu mengusung konsep Pameran Cuci Gudang dengan diskon hingga 90% di akhir tahun yang dilengkapi dengan berbagai festival, mulai dari festival musik, festival mie, dan lainnya hingga tahun ini adalah festival nasi liwet.

Nasi liwet memang adalah makanan sehari-hari, tapi ia juga pernah jadi bagian sakral dari satu rangkaian upacara dan ikut menyumbang ekspresi kultural Jawa dalam bidang kebahasaan. Big Bang Jakarta 2019 yang tak hanya mengangkat visi komersial semata melainkan juga menjunjung tinggi dan menghidupkan kembali kearifan lokal yang disepakati mampu menjadi solusi menghadapi terjangan budaya global. Festival nasi liwet selain dalam rangkaian kemeriahan ragam festival kearifan lokal yang diangkat Big Bang Jakarta, juga dimaksudkan untuk memperkuat pemahaman kita akan makna yang ada di dalamnya.

Seperti dilansir dalam serat centhini, setelah proto-manusia mengenal api dan menggunakannya untuk memasak, para nenek moyang itu berhasil menghemat waktu makan sampai 4 jam dalam sehari. Sebelum ada api, waktu selama itu diperlukan untuk memamah makanan mentah.


Waktu yang menjadi luang kemudian dipergunakan oleh leluhur kita untuk memperkaya hidup mereka dengan belajar filsafat, seni, dan ilmu pengetahuan. Memasak telah membuat manusia menjadi makhluk mulia, begitu kata Michael Pollan, seorang jurnalis, aktivis, dan penulis buku Cooked.

Begitu pun halnya dalam proses mengubah beras menjadi sesuatu yang mudah kita makan. Setelah ditemukan ketel, perkakas memasak yang awalnya dibuat dari bahan perunggu dan besi, memasak beras menjadi semakin mudah. Proses menanak nasi yang umurnya sangat tua ini, di Jawa diistilahkan 'ngeliwet.' Proses ngeliwet ini tertulis dalam Serat Centhini yang ditulis pada 1819.

Kembali pada perhelatan Festival Nasi Liwet di Big Bang Jakarta, ini menjadi rangkaian dari sekian banyak festival yang mengangkat kearifan lokal di tengah serbuan budaya global. Big Bang Jakarta tak hanya mengusung visi bisnis korporasi yang ditandai dengan ribuan brand papan atas ikut dalam perhelatan pameran cuci gudang akhir tahun, melainkan juga mengusung kearifan lokal demi mendukung program pemerintah dalam memajukan ekonomi kerakyatan.

Tak hanya festival nasi liwet, di Big Bang Jakarta yang digelar di JiExpo Kemayoran mulai dari 21 Desember 2019 sampai dengan 1 Januari 2020, Big Bang Jakarta juga menghadirkan festival mie, festival durian, festival ronde dan lainnya.

Melalui perhelatan Big Bang Jakarta, penyelenggara berharap selain mendukung ragam program pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi juga menghadirkan ragam hiburan kerakyatan di akhir tahun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun