Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Taliban Komitmen Menerapkan Syariat Islam, Keuntungan atau Kerugian bagi Indonesia?

21 Agustus 2021   07:07 Diperbarui: 21 Agustus 2021   07:11 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
JK bertemu Presiden Afghanistan dan pimpinan Taliban membahas masalah perdamaian. (detiknews/Ade Danhur/Staf JK) 

Otoritas Taliban telah mengeluarkan pernyataan tegas bahwa syariat Islam akan diterapkan secara menyeluruh. Dan negara lain tidak boleh ada yang ikut campur urusan dalam negeri Afganistan.

Syariat Islam kunci kemenangan Taliban?

Secara logika dan menurut akal sehat kemenangan Taliban versus Amerika Serikat beserta sekutunya merupakan sesuatu yang mustahil. Bagaimana mungkin senjata modern dikalahkan oleh bedil berkarat milik Taliban?

Tetapi apa terjadi di dunia ini tidak selalu atau tidak wajib pula mesti sejalan dengan logika dan akal manusia. Sebab takdir Allah bisa meniadakan itu semua suka atau tidak.

Begitulah yang berlaku pada kelompok Taliban. Golongan yang sedikit bisa mengalahkan kaum yang banyak. Tentu tidak mustahil jika Allah berkehendak. Kemenangan akan datang pada saatnya.

Kunci kemenangan Taliban tersebut merupakan buah dari kesabaran mereka melalui ujian yang maha dahsyat. Hampir 2 dekade para pejuang Taliban harus merasakan getir nya hidup di bawah pendudukan tentara sekutu.

Berperang dengan alat tempur seadanya dan tanpa bantuan militer dari negara mana pun bukanlah perkara mudah, konon pula musuh yang dihadapi adalah serdadu imperium penguasa dunia. Bukan lawan sembarangan. Bahkan seimbang pun tidak.

Amerika Serikat datang tidak hanya membawa mesin "pembunuh" massal, juga mengikut sertakan sekalian budaya barat relatif berseberangan dengan nilai-nilai Islam yang telah lama dianut oleh rakyat Afghanistan.

Amerika sebagai pelopor negara sekuler jengah melihat wajah Islam yang dianggap sebagai penghambat untuk menguasai dunia. Karena itu melumat Taliban berarti kesempatan besar untuk melenyapkan Islam di negara yang beribukota Kabul itu.

Negeri Paman Sam tersebut mengira kedatangan mereka dengan membawa "kebebasan" akan disambut suka cita, karena Afganistan tidak lama lagi akan menjadi negara modern.  

Ketika modernisasi yang ditawarkan oleh barat dengan konsep demokrasi (kebebasan), dan Amerika ingin Afganistan meninggalkan tradisi Islam dan berganti dengan budaya barat yang serba hedonis. Justru mereka mendapatkan perlawanan.

Perlawanan yang muncul tidak saja dari kelompok Taliban, namun rakyat Afgan yang merasa negaranya sudah akan berganti dengan sekulerisme pun ikut mendukung pergerakan Taliban dalam menguatkan syariat Islam. Ternyata rakyat Afghanistan lebih memilih syariat Islam daripada kebebasan ala barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun