Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pencari Tiram Alue Naga Butuh Uluran Tangan Akademisi dan Pakar

21 Februari 2020   21:30 Diperbarui: 21 Februari 2020   21:30 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pencari Tiram, warga Gampong Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh sedang berendam mencari tiram di desa setempat, Rabu, (19/02/20) | Foto: dokpri

Politeknik Tuanku Sultan Bahiyah (PTSB), Kedah, Malaysia, Politeknik Kutaraja, Politeknik Ganesha Medan, STIM Sukma, dan STIKES As-Syifa Banda Aceh yang tergabung dalam Kemitraan Internasional Antar Perguruan Tinggi Aceh melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Desa Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, pada Kamis, (20/02/2020).

Desa (Gampong) Alue Naga merupakan desa perbatasan antara Kota Banda Aceh dan Aceh Besar yang berpotongan dengan Krueng Aceh. Desa ini berjarak 10 km dari pusat Kota Banda Aceh.

Di Gampong Alue Naga terdapat seratusan kepala keluarga yang berprofesi sebagai nelayan kecil dan pencari tiram. Sehingga ekonomi mereka rata-rata berpendapatan rendah. Karena itu mereka butuh perhatian.

Kepala Desa (Geusyik) Alue Naga Tgk Faisal Dan menyambut gembira kedatangan delegasi PTSB Kedah Malaysia, Politeknik Kutaraja, dan sejumlah perguruan tinggi lain yang melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bagi warga desanya.

Menurut Tgk Faisal Dan, warganya memang sangat membutuhkan bantuan semua pihak terutama dari perguruan tinggi untuk memberikan pencerahan dan pengetahuan baru dalam mengelola usaha tiram yang telah dijalani secara turun temurun.

"Besar harapan saya dengan kehadiran para dosen dan pakar dibidang masing-masing di Desa Alue Naga dapat membantu warga dalam memajukan usahanya. Adapun usaha yang sedang berjalan yaitu kerupuk tiram." harap Tgk Faisal.

Sementara itu Puan Yusma bt Yusof dari PTSB menyerahkan secara simbolis bingkisan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) kepada kelompok ibu-ibu pencari tiram yang diterima oleh Ibu Kepala Dusun Musafir Gampong Alue Naga mewakili ibu-ibu yang lainnya.

Puan Yusma bt Yusof menambahkan merasa terkesan dengan ibu-ibu para pencari tiram Gampong Alue Naga yang memiliki semangat tinggi dalam menjalankan kegiatannya. Ia mengaku ingin belajar dari ibu-ibu bagaimana cara membuat kerupuk tiram sebab di negerinya tidak ada produk semacam itu.

Sedangkan Ketua STIM Sukma Medan Wardayani lebih menekankan pada pentingnya aspek manajemen usaha terutama perhitungan biaya pokok produksi dan biaya pokok penjualan. Sehingga ibu-ibu pelaku usaha dapat mengetahui potensi keuntungan usahanya.

Selain itu, lanjut Wardayani, pelaku usaha juga harus dapat meningkatkan nilai tambah sehingga produk akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi pemilik usaha. Termasuk pemanfaatan produk sampingan seperti kulit tiram.

'Dalam meningkatkan pengetahuan pun saat ini ibu-ibu pelaku usaha dapat memanfaatkan internet dan belajar dari smartphone ataupun android. Seperti teknik mengolah kulit tiram menjadi souvenir menarik. Semua itu dapat dipelajari melalui video tutorial di youtube." ulas Wardayani. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun