Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Memangnya Kenapa Jika Tidak Hargai Jasa Pahlawan?

10 November 2019   13:20 Diperbarui: 10 November 2019   18:34 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin melihat foto keenam Pahlawan Nasional Baru di Istana Negara, Jakarta (foto biro setpres)

Setiap 10 November, Bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Lebih tepatnya Hari Pahlawan Nasional.

Pahlawan nasional adalah gelar yang diberikan oleh pemerintah RI kepada seseorang warga negara RI yang semasa hidupnya melakukan tindak kepahlawanan dan berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara.

Menelisik pendefinisian di atas maka sejatinya pahlawan nasional itu tidak hanya berjumlah ratusan apalagi hanya puluhan orang. Sebab orang yang berjasa luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara ini jumlahnya jutaan orang dari Sabang sampai Mareuke.

Tapi nyatanya jumlah pahlawan nasional hingga per 2014 hanya 200-an orang saja bahkan tidak sampai angka segitu. Nah pertanyaannya mengapa negara ini begitu sulit memberikan gelar pahlawan nasional bagi para pejuang NKRI?

Sikap yang demikian tersebut sama saja artinya dengan tidak menghargai jasa para pejuang yang sudah memberikan jasanya yang luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara ini. Artinya negara tidak menghargai jasa pahlawan? Bagaimana bisa disebut menghargai, bila memberikan gelar pahlawan saja sulit.

Belum lagi negara yang abai terhadap kesejahteraan para mantan pejuang dan keluarga mereka. Para pejuang dibiarkan hidup seadanya dengan penuh kekurangan. Padahal mereka sangat membutuhkan perhatian dan uluran bantuan semua pihak. Terutama dari negara.

Memang, mereka tidak berharap bahwa jasa yang telah mereka berikan untuk kemerdekaan bangsa ini ditukar dengan sejumlah materi. Saya rasa tidak sedikit pun terbesit dalam hati mereka untuk meminta imbal jasa atau balas budi dari negara ini. Sebab mereka para pejuang yang ikhlas memberikan apa saja bagi bangsa dan negaranya.

Namun jangan karena itu, negara juga tidak peduli pada penderitaan mereka yang hidup di bawah kemiskinan dan serba kekurangan. Ya sudah lah tidak mendapatkan pengakuan sebagai pahlawan nasional lalu ditambah pula dikhianati perjuangan mereka. Ini sangat menyakitkan dan sama sekali tidak menghargai.

Jadi slogan "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa pahlawan" hanyalah kalimat belaka. Menjadi lips service yang sangat menyenangkan hati para keluarga pahlawan. Faktanya slogan tersebut belum tentu benar-benar dilaksanakan. Atau memang kita belumlah menjadi bangsa yang besar.

Mungkin Anda masih ingat foto seorang kakek yang viral bahkan menjadi bahan candaan di media sosial beberapa tahun lalu. Kakek tersebut telihat sedang mengemis di salah satu sudut kota. Beliau bernama Anwar. Ternyata diketahui Anwar bukanlah kakek sembarangan. Dia seorang mantan pejuang kemerdekaan RI.

Seorang pejuang kemerdekaan yang punya pangkat terakhir letnan kolonel. Dia mantan komandan kompi yang pernah berada di barisan depan saat melawan penjajah seperti Jepang, Inggris, dan Belanda di Sumatera Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun