Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dear Kompasianer, Begini Penulisan Siaran Berita yang Baik?

23 Februari 2019   20:47 Diperbarui: 23 Februari 2019   20:54 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Media Massa (unsplash.com)

Kebutuhan organisasi terhadap media sebagai saluran informasi bagi khalayak dirasa semakin sangat penting. Tak terkecuali organisasi bisnis bahkan organisasi non bisnis, seperti partai politik pun sudah mulai memiliki ketergantungan tinggi terhadap media.

Pemanfaatan media bagi organisasi tersebut tentu saja dalam konteks sebagai wadah saluran informasi publik dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk atau layanan yang dimiliki. Dan biasanya setiap organisasi mempunyai bagian kehumasan untuk melaksanakan tugas ini.

Penulisan siaran berita (news release) yang baik agaknya merupakan salah satu tugas yang paling sulit bagi praktisi kehumasan. Hal ini dikarenakan penulisan berita memerlukan teknik-teknik dan perhatian yang khusus pula.

Salah satu bentuk kesulitan terbesar yang dihadapi oleh praktisi humas, terutama mereka yang diserahi tanggung jawab penulisan dan penyebaran siaran berita adalah godaan untuk menjadikan suatu berita menjadi iklan, yang pada gilirannya akan meruntuhkan validitas berita tersebut.

Godaan ini harus dilawan dengan sekuat tenaga karena akan menghancurkan makna dan tujuan inti dari publikasi siaran berita itu sendiri. Oleh karena itu seorang praktisi kehumasan harus memiliki sikap tegas dalam dirinya ketika hendak membuat penulisan berita agar terhindar dari jebakan iklan.

Guna melahirkan sebuah penulisan siaran berita yang baik, praktisi kehumasan mutlak memerlukan sikap disiplin berikut ini khususnya dalam mengelola siaran berita.

  1. Paragraf, kalimat dan kata-kata yang dipergunakan harus diusahakan sesingkat dan sepadat mungkin. Meskipun belakangan ini ada kecenderungan bahwa gaya bahasa siaran berita semakin beraneka ragam dan semakin sulit untuk dipotong maupun ditulis ulang. Usahakanlah selalu untuk memilih kata-kata yang padat dan lugas.
  2. Usahakanlah selalu agar setiap siaran berita tidak lebih dari satu halaman atau selembar kertas saja.
  3. Hindari gaya bahasa superlatif atau berlebih-lebihan. Jauhi pula kata atau ungkapan yang memuji diri sendiri, baik yang terang-terangan maupun yang tersirat. Hindarilah ekspresi-ekspresi yang serba hebat. Sebuah siaran berita harus senantiasa hanya memuat informasi-informasi faktual saja.
  4. Hindari generalisasi yang tidak jelas dan kecondongan untuk menjelaskan segala sesuatu yang bisa berakibat keluarnya tulisan dari konteks aslinya. Jauhi ungkapan atau keterangan subjektif. Kemukakan saja fakta-faktanya sehingga kesan unggul dari produk yang bersangkutan akan muncul dengan sendirinya.
  5. Jangan pernah memakai kata-kata klise seperti 'unik', 'sangat ilmiah' dan sebagainya.
  6. Jangan mengutip pendapat atau komentar dari seorang tokoh, kecuali jika langsung bersumber dari orang yang bersangkutan.
  7. Jangan sembarangan memilih media. Ingatlah bahwa masing-masing media massa mempunyai khalayak pembaca sendiri, sehingga masing-masing memiliki versi yang berlainan satu sama lain. Media lokal, media teknik, media bisnis, dan media nasional harus diperlakukan secara berbeda, dan jenis-jenis informasi yang mereka butuhkan maupun gaya penuturannya pasti juga berbeda.
  8. Jagalah selalu kode etik penulisan karya jurnalistik agar terhindar dari masalah hukum dan pencemaran nama baik pihak lain, yang dapat merugikan diri sendiri.

Begitulah kira-kira Kompasianer yang saat ini bekerja sebagai praktisi kehumasan di organisasi pemerintah, ataupun praktisi Public Relation (PR) di perusahaan-perusahaan, beberapa disiplin dalam menuliskan siaran berita yang baik perlu diperhatikan.

Kelaikan berita berarti bahwa informasi yang hendak dimuat di media massa harus mampu menarik minat para pembaca dan oleh karena itu layak dipublikasikan. Namun jika tayang di Kompasina hampir dapat dipastikan berita tersebut tidak masuk dalam artikel pilihan karena dianggap bernuansa iklan.

Standar ini harus selalu dijaga dan diperhatikan oleh setiap praktisi kehumasan dan praktisi PR yang hendak mempublikasikan berita atau pesan-pesan PR-nya.

Mereka harus menguji kelaikan berita dari suatu siaran berita, artikel, atau gambar-gambar (foto) yang hendak dipublikasikan sebelum benar-benar diserahkan kepada pihak media massa.

Sebuah siaran berita yang baik harus menyajikan suatu kisah yang sama bermutunya dengan yang biasa ditulis oleh para jurnalis profesional. Informasi yang terungkap harus jelas, dan sepenuhnya sesuai dengan kenyataan yang ada, serta menaati segenap kaidah penulisan yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun