Ada kalimat bijak yang bisa menjadi pelajaran bagi saya, mungkin juga bagi sekalian pembaca. Apa kalimat bijak tersebut?
"Seseorang dapat dikenali dengan melihat siapa teman dekatnya."Â
Kalimat nan pendek namun penuh makna. Bagaimana tidak? Karena untuk mengenal seseorang secara lebih dalam dan detil bukanlah hal yang gampang. Membutuhkan proses panjang dan analisa yang tepat. Karena itu memerlukan waktu yang lama.
Namun proses yang panjang dan mungkin memakan waktu, oleh sebuah kata bijak dapat disederhanakan. Cara mengenal seseorang ternyata cukup dengan melihat siapa teman-temannya. Begitu juga sebaliknya, jika ingin mengetahui siapa kita, maka lihatlah siapa teman-teman kita. Jadi seseorang merupakan cerminan bagi orang lainnya.
Kalau demikian jika seseorang mempunyai teman koruptor berarti apakah ia juga koruptor? Jawabannya bisa ada kemungkinan. Sebab biasanya pertemanan terbentuk dan terjalin karena ada satu kesamaan antarmereka. Bisa karena sama hobi, kerja, atau sama kepribadiannya.
Oleh karena itu betapa pentingnya memilih teman yang baik. Karena mereka dapat mempengaruhi perilaku orang lain atau temannya. Bahkan lebih jauh lagi, seorang teman dapat menjadi musuh bagi diri sendiri. Tentu saja setiap orang tidak menginginkan hal itu terjadi pada dirinya.
Begitu pulalah yang berlaku dalam hubungan pertemanan ditempat kerja di kantor. Kita perlu hati-hati memilih untuk berteman secara lebih dekat dengan rekan kerja, bila ia tergolong sebagai teman yang berperilaku kurang baik atau tidak terpuji. Bahkan sepatutnya kita menjauhinya.
Diantara perilaku buruk dari teman kerja yang harus kita hindari adalah rekan kerja yang suka korupsi. Selain bisa merusak nama baik kita juga ketika korupsi yang dilakukannya bisa terbongkar suatu saat dan menjadi masalah hukum, akhirnya kita pun akan terseret dalam persoalan tersebut.Â
Justru lebih baik jika sekiranya kita melihat ada teman kantor atau rekan kerja melakukan perbuatan jahat tersebut dilaporkan kepada atasan atau pihak berwajib.
Sebenarnya korupsi itu tidak terjadi dengan sendirinya. Korupsi selalu bertautan dengan kepentingan banyak orang. Sehingga korupsi sering diawali dengan kolusi dan nepotisme. Korupsi bukan peristiwa yang berdiri sendiri namun terkait dengan faktor lain.
Dan faktanya kita bisa lihat sendiri. Dari ribuan terpidana korupsi selalu mengaku bahwa mereka membagi-bagikan uang (hasil korupsi) kepada banyak pihak. Dari informasi dipersidangan dapat kita saksikan.Â