Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Gerakan Aksi Menguatkan Rupiah, Tukar Dolar Demi Ekonomi Indonesia Patut Dilakukan

11 September 2018   07:02 Diperbarui: 11 September 2018   07:48 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sandiaga Uno menukarkan aset dolarnya dengan mata uang rupiah untuk menguatkan ekonomi Indonesia (kompas TV)

Ibarat sedang naik pesawat, saat ini perekonomian Indonesia sedang memasuki cuaca buruk. Ancaman turbelensi ekonomi nasional sedang terjadi. Kegoncangan ekonomi Indonesia akibat adanya sentimen global yang berdampak negatif terhadap nilai tukar rupiah yang sudah menembus level psikologis Rp15.000 per dolar Amerika Serikat.

Terpuruknya nilai tukar rupiah yang sangat dalam tersebut telah menjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat dan menjadi isu yang paling banyak dibicarakan, baik di dunia maya maupun dunia nyata. Karena sepanjang tahun 2000, inilah yang terparah. 

Bahkan di media sosial ramai dipenuhi dengan meme lucu-lucu dan jenaka, ada yang bernada menyindir, ada pula yang bernada meratap. Namun tidak sedikit pula yang merasa optimis dan berpandangan bahwa bahwa dibalik pelemahan rupiah ada hikmah yang belum terungkap. Seperti halnya pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang mengatakan pelemahan rupiah positif bagi pendapatan Indonesia.

Memiliki pandangan positif saja terhadap kondisi ekonomi Indonesia saat ini memang tidak cukup untuk membantu meningkatkan nilai tukar rupiah. Kita perlu melakukan sejumlah tindakan nyata untuk mengimbangi sikap positif tersebut. Selain harus berpikir strategis. Sikap positif memang sedikit dapat menolong diri kita sendiri terhadap rasa cemas yang mungkin muncul secara berlebihan.

Dari kondisi ekonomi yang ada sekarang ini banyak masyarakat Indonesia yang merasa was-was. Mereka terlalu membayangkan seperti apa yang pernah terjadi pada tahun 1997/1998. Saat itu perekonomian Indonesia hancur karena dihantam krisis keuangan dan lalu membesar menjadi krisis ekonomi.

Badai krisis yang bermula datangnya belahan Asia kemudian menyapu nusantara dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar bahkan mencapai Rp 21.000. Bunga pasar naik membubung tinggi, harga-harga bergejolak tanpa kendali, inflasi mencapai 300 persen lebih. Benar-benar ekonomi nasional chaos.

Akibatnya, terdampak pada krisis sosial masyarakat dan berujung kepada krisis politik. Pemerintahan orde baru yang berkuasa saat itu tidak mampu lagi mengendalikan gelombang demonstrasi yang meminta Soeharto meletakkan jabatan sebagai Presiden Indonesia. Dan sejarah kemudian menuliskan Soeharto yang telah memerintah selama 32 tahun itupun harus rela mundur dari kursi kekuasaannya.

Begitulah reka ulang pikiran yang ada dalam benak masyarakat. Rasanya jika membayangkan situasi saat itu, 260 juta lebih rakyat Indonesia sekarang ini tidak mau lagi kembali ke sejarah kelam perekonomian. Namun apakah krisis seperti itu akan terjadi kembali di Indonesia? Apakah Indonesia mampu menghadapi ancaman krisis yang sudah lebih dahulu menghantam Turki, Argentina dan Venezuela?

Menurut Kwik Kian Gie dan para ahli ekonomi mengatakan, Indonesia tidak akan mengalami krisis seperti yang dialami pada tahun 1998. Kwik mengungkapkan "rupiah terus melemah bukan sesuatu yang baru, dan kondisi melemahnya rupiah di tahun 1998 berbeda dengan tahun 2018".

"sejak tahun 1970 hingga sekarang nilai tukar rupiah terus menurun, jadi tidak ada yang aneh dengan hal itu" Kata Kwik Kian Gie. (wow.tribunnews.com, 7/9/2018)

Memang, saat ini sebagian besar perusahaan mulai menghitung ulang bisnisnya setelah melihat rupiah bagaikan "suster ngesot" yang terseok-seok. Bahkan menurut Sandy Baskoro dalam artikelnya, perusahaan sekelas Pertamina pun siap merevisi asumsi nilai tukar rupiah dari posisi semula 13.800 per dolar AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun