Mohon tunggu...
Candra Athallah
Candra Athallah Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa Universitas Airlangga

Penulis I Aktif organisasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sedekah Bumi: Warisan Budaya Jawa Tiada Luntur

16 Mei 2024   15:40 Diperbarui: 16 Mei 2024   21:00 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedekah bumi adalah suatu upacara adat yang melambangkan rasa syukur manusia terhadap Tuhan yang maha esa yang telah memberikan rezeki melalui tanah/bumi berupa segala bentuk hasil bumi. Upacara ini sebenarnya sangat populer di Indonesia khususnya Pulau Jawa, namun dengan berbagai versi ciri khas yang berbeda. Sedekah bumi merupakan ucapan rasa syukur kepada Tuhan terhadap rezeki yang sudah di terima, dan permohonan akan rezeki yang melimpah untuk masa depan.

Sedekah bumi menjadi tradisi masyarakat Jawa yang telah dilakukan secara turun temurun. Salah satunya adalah acara yang dilaksanakan di Desa Made, Kecamatan Sambikerep. Masyarakat Desa Made, Kecamatan Sambikerep memegang teguh kepercayaan tentang acara-acara penting untuk mencapai tujuan yang berakar pada nilai-nilai agar warisan leluhur tetap terjaga dan terjaga. Acara ini didasarkan pada memberi sesuatu kepada bumi dengan limpahan rahmat dan rezeki sehingga setiap pergantian tahun, kehidupan masyarakat bisa lebih baik dan juga lebih aman. Dari makna tersebut menjadi acuan untuk kelanjutan pelaksanaan Sedekah Bumi.

Pelaksanaan tradisi sedekah bumi di Desa Made, Kecamatan Sambikerep tidak banyak berbeda dengan pelaksanaan tradisi sedekah bumi pada umunya. Alun-alun desa menjadi pusat pelaksanaan tradisi sedekah bumi, hal ini tidak lepas dari kepercayaan masyarakat desa. Sedekah bumi di Desa Made, Kecamatan Sambikerep dimulai dengan aktifitas membersihkan sendang desa sebagai bentuk pra pelaksanaan tradisi sedekah bumi, setelah itu acara inti dari sedekah bumi yakni pembakaran kemenyan dan membawa beberapa sesaji untuk di bawa menuju sendang sebagai bentuk persembahan terhadap yang kuasa. Pada zaman dahulu, setelah acara inti di sendang desa, rangkaian acara sedekah bumi dilanjutkan dengan pertunjukan seni tayuban saja, akan tetapi seiring dengan semakin menguatnya nilai keagamaan masyarakat desa Pancur, rangkaian pelaksanaan tradisi sedekah bumi diahiri dengan pelaksanaan pengajian umum.

Masyarakat Desa Made, Kecamatan Sambikerep memaknai tradisi sedekah bumi sebagai bentuk rasa syukur atas rizqi yang sudah diberikan yang kuasa melalu bumi sebagai tempat bercocok tanam, selain itu juga untuk memohon perlindungan kepada yang kuasa dari berbagai sumber kejadian yang bisa membahayakan keselamatan masyarakat desa.

Tradisi sedekah bumi merupakan salah satu tradisi yang harus diwariskan pada generasi muda, sebab dalam tradisi sedekah bumi memiliki nilai-nilai luhur yang hidup di dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut harus diwariskan, akan tetapi dalam pewarisan akan mengalami hambatan dan tantangan. Tantangan yang dihadapi yaitu dengan adanya kemajuan teknologi dan komunikasi. Kemajuan zaman yaitu era globalisasi menjadikan semakin canggihnya teknologi dan komunikasi. Selain itu juga mempermudah aksesbilitas dalam berbagai bidang di dunia baik bidang ekonomi, teknologi, pendidikan, budaya, maupun politik. Dampak negatif dari globalisasi bagi pewarisan tradisi yaitu mudahnya budaya Barat masuk ke Indonesia. Nilai-nilai dalam tradisi sedekah bumi yang diwariskan yaitu nilai ketuhanan, gotong royong, sosial atau kemasyarakatan, nilai persatuan dan kesatuan atau guyub, nasionalisme, bahasa, kesenian dan nilai moral.

Peran keluarga khususnya orang tua dalam pewarisan nilai-nilai sedekah bumi yaitu dengan memberikan contoh, mengajak serta menjadi panutan bagi anak agar ikut berpartisipasi dalam tradisi sedekah bumi. Selain keluarga masyarakat dan pemerintah desa juga ikut berperan dalam pewarisan nilai-nilai sedekah bumi yaitu dengan memberikan dukungan berupa dana dalam penyelenggaraan sedekah bumi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun