Mohon tunggu...
Candra D Adam
Candra D Adam Mohon Tunggu... Lainnya - The Man From Nowhere

Pecinta Sepak Bola - Penulis (ke)Lepas(an)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sikap "Kontra-revolusioner" Haruna Soemitro, hingga Saran Franz Beckenbauer untuk PSSI

22 Januari 2022   04:43 Diperbarui: 28 Januari 2022   03:33 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Haruna Soemitro. (Dok. klikjatim.com)

Haruna Soemitro, Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, belakangan ini menjadi bahan pembicaraan dikalangan pecinta sepak bola Indonesia. Komentarnya dalam sebuah Interview di salah satu Kanal Youtube, dianggap telah membuat “gaduh” sepak bola dan Timnas Indonesia oleh banyak kalangan.

Tagar "Haruna Out" juga mencuat di Sosial Media, dari Twitter hingga Instagram. Respon “Counter Attack” terhadap komentar Haruna dari beberapa Tokoh Suporter, Pemerhati Sepak bola, Pandit, dan bahkan hingga Petinggi salah satu klub Liga 1 Indonesia, meluncur bertubi-tubi bak “anak panah” yang menghujam.

Sebagai Anggota Exco, yang punya peran penting dalam kebijakan-kebijakan PSSI, komentar-komentar Haruna di dalam tayangan tersebut dianggap kontroversial, bahkan tidak sedikit yang menganggap sosok lama dalam jagad sepak bola Indonesia ini bersikap “kontra-revolusioner”.

Setidaknya ada tiga hal yang dianggap kontroversial sekaligus kontra-revolusioner dari komentar-komentar Haruna Soemitro. Yang pertama adalah ketika Haruna menyebutkan bahwa Shin Tae-Yong adalah seorang yang anti-kritik, karena dalam salah satu rapat PSSI dengan Staf Kepelatihan Timnas, Tae-Yong dinilai tersinggung dengan kritikan-kritikan Haruna.

Haruna mengkritik kinerja Tae-Yong yang ia nilai sama saja dengan Pelatih Kepala Timnas di era-era sebelumnya. Menurut Haruna, kegagalan Shin Tae-Yong dalam membawa Timnas Indonesia meraih Trofi Juara AFF Suzuki Cup 2020, dianggap kurang sepadan dengan segala fasilitas dan permintaan yang sudah diminta oleh Pelatih asal Korea Selatan itu.

Apalagi ketika di awal perjanjian kontraknya dengan PSSI, eks Juru Latih Seongnam Ilhwa ini sanggup menerima "tantangan" PSSI, yaitu setidaknya mampu meraih dua gelar kampiun untuk Timnas Indonesia.

Masih menurut Haruna, Timnas Indonesia sudah terlalu lama menunggu gelar juara di berbagai ajang kompetisi, terutama kompetisi sepak bola di regional ASEAN. 

Sejak gelaran pertama AFF Cup dari 1996 hingga yang terakhir kemarin, Timnas hanya mampu paling pol meraih hasil Runner-up, yang bahkan sudah sebanyak 6 kali. 

Dalam ajang Pesta Olah Raga Negara-negara Asia Tenggara (SEA Games) pun, Kontingen Sepak bola Indonesia juga belum pernah merebut emas kembali sejak SEA Games 1991 di Manila.

Bagi Haruna, ia secara pribadi lebih mementingkan hasil daripada sekedar proses. Bahwa tujuan akhir dalam Pertandingan Sepak bola adalah kemenangan, begitupun juga dengan tujuan akhir dari sebuah kompetisi. Apalagi dengan terlalu lamanya Timnas puasa gelar, setidaknya menjadikan gambaran bagi Haruna, bahwa pada akhirnya yang menentukan kesuksesan dari sebuah proses adalah hasil itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun