Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang resmi di Republik Indonesia. Kita sebagai warga negara Indonesia, Bahasa Indonesia tentu digunakan diseluruh wilayah Indonesia untuk komunikasi sehari-hari. Menurut Annoval dan Rasyad (2022), Bahasa Indonesia berperan sebagai unsur dan alat komunikasi komunitas utama di Indonesia. Selain itu, Perkembangan teknologi semakin canggih dan mudah diakses di Indonesia. Perkembangan teknologi di zaman ini memungkinkan komunikasi global untuk mudah diakses berkat perkembangan teknologi informasi yang sangat canggih. Tetapi, Masyarakat Indonesia seringkali tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan benar ataupun dalam tata bahasa yang baku. Dalam interaksi sosial disekitar kita, banyak sekali yang melupakan cara penggunaan bahasa Indonesia yang benar, terutama disaat kita menggunakan media sosial bersifat Global atau platform yang bisa digunakan dalam jangkauan luas di seluruh dunia, memungkinkan setiap individu untuk lebih mudah terhubung dan berkomunikasi dengan sesama individu dari berbagai wilayah dan negara.
Kita sudah mengetahui bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang digunakan sehari-hari di Indonesia. Lalu, bagaimana dengan berinteraksi sosial di kehidupan sehari-hari? Jadi, Menurut Yunita (2024), Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok lainnya. Interaksi sosial akan terjadi apabila terdapat kontak sosial dan komunikasi, serta adanya tujuan yang jelas antarpelaku. Sudah jelas bahwa terjadinya interaksi sosial dikarenakan ketika adanya komunikasi atau obrolan terhadap sesama individu atau dengan kelompok. Selain itu, penggunaan Bahasa Indonesia dalam interaksi sosial sehari-hari bisa semakin memperkuat keragaman identitas budaya kita sebagai warga negara Indonesia. Ini juga membantu untuk mempersatukan kita dalam suatu kelompok sosial meskipun masing-masing berasal dari berbagai suku bangsa. Dengan penggunaan bahasa Indonesia, masyarakat bisa berinteraksi lebih mudah dan paham satu sama yang lain tanpa kehilangan identitas budaya masing-masing.
Penggunaan dalam bahasa campuran beserta singkatan semakin banyak akan penggunaannya, terutama dalam percakapan anak-anak muda atau generasi saat ini. bahasa campuran atau singkatan ini sering kita temukan pada platform media sosial, dengan berbagai banyak istilah dan kata-kata yang terdengar asing ini, tentu banyak orang yang tidak memahami lebih lanjut ataupun mengikuti gaya penggunaan bahasa modern ini. Fenomena seperti ini merupakan hal yang sangat biasa karena, Menurut Kusumawati (2024), Fenomena itu terjadi karena masuknya bahasa asing dan makin berkembangnya bahasa asing di Indonesia. Sejak saat itulah, kata-kata yang bercampur dengan bahasa asing dan singkatan bermunculan di berbagai platform media dan di setiap wilayah Indonesia. Contoh kata-kata yang campur dan singkatan seperti, ‘Gabut’ (artinya Gaji Buta yang ditunjukkan sebagai perasaan bosan) dan ‘Mager’ (artinya Malas Gerak yang digambarkan sebagai malas beraktivitas atau malas untuk melakukan sesuatu).
Muncul banyaknya istilah asing dan kata-kata bahasa inggris yang dicampur dengan bahasa Indonesia memang akan menambahkan kosakata bahasa yang baru dan dengan kosakata inilah yang memungkinkan untuk masyarakat mulai mengenali berbagai kosakata bahasa yang asing dan kebanyakan orang mulai mengikuti penggunaan gaya bahasa tersebut. Namun, meskipun ada dampak baiknya seperti bisa menambah kosakata yang baru, mendorong kreativitas dalam berbahasa serta menambah pengetahuan akan bahasa baru, penggunaan bahasa Indonesia yang formal dan baku bisa perlahan-lahan menghilang seiring berjalannya waktu. Hilangnya bahasa resmi Indonesia yang formal dan baku bisa berakibatkan fatal beserta hilangnya identitas nasional. Dengan banyaknya penggunaan kosakata baru dalam singkatan dan istilah yang asing bisa memungkinkan terjadinya pergeseran bahasa Indonesia dalam interaksi sosial di masyarakat. Hermansyah (2023) Menyatakan, Ketika semakin banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan singkatan maka penyimpangan bahasa Indonesia akan terus bertambah, jika penyimpangan tersebut ada maka akan menghambat segala pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Dari fenomena ini kita bisa mengetahui bahwa tidak ada yang melarang untuk penggunaan bahasa yang modern. Tetapi, sebaiknya masyarakat mampu membedakan menggunakan bahasa yang formal dan informal beserta mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan benar.
Perkembangan di era ini, yakni platform media telah membawa perubahan yang tidak bisa dihindarkan dalam penggunaan bahasa Indonesia. Sebagai bahasa yang resmi dan sebagai alat pemersatu bangsa, bahasa Indonesia menghadapi kesulitan besar akibat terjadinya pergeseran pola interaksi sosial di masa kini. Fenomena ini diketahui karena kecenderungan masyarakat, terutama generasi muda untuk mencampurkan bahasa Indonesia dengan bahasa inggris beserta menggunakan singkatan-singkatan yang baru. Salah satu alasannya adalah informasi Global yang mudah diakses, yang memungkinkan masuknya kosakata asing dan gaya penggunaan bahasa yang baru. Meskipun masuknya kosakata asing ini bisa dilihat sebagai bentuk kreativitas dan mempunyai dampak yang baik, tetapi masih ada risiko yang besar. Jadi, jika tidak menggunakan penggunaan bahasa dengan baik, pergeseran ini dapat mengurangi penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan formal secara perlahan. Hilangnya identitas bahasa Indonesia bisa mengancam identitas nasional. Meskipun penggunaan bahasa campuran dan singkatan dalam informal atau di platform media sosial adalah hal yang biasa, masyarakat harus mengetahui perbedaan antara penggunaan formal dan informal. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa, kita memang tidak bisa menghindarinya, tetapi kita bisa menggunakan dengan bijak. Memiliki kesadaran akan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baku harus terus ditingkatkan. dengan begitu, kita bisa menggunakan kreativitas berbahasa tanpa perlu mengorbankan keragaman budaya berbahasa Indonesia dan menjaga kelestarian bahasa resmi Indonesia itu sendiri dalam tanggung jawab kita dan bagi kita sendiri juga.
Sumber Referensi:
Annoval, K. D. & Rasyad, M. I. H. 2022. Penggunaan Bahasa Indonesia di Media Sosial. Diperoleh 7 Agustus 2025, dari https://journal-stiayappimakassar.ac.id/index.php/Concept/article/view/35
Hermansyah, F. 2023. Fenomena Penggunaan Singkatan Baru Bahasa Indonesia di Kehidupan Remaja. Diperoleh 8 Agustus 2025, dari https://radarmojokerto.jawapos.com/sambel-wader/821021126/fenomena-penggunaan-singkatan-baru-bahasa-indonesia-di-kehidupan-remaja
Kusumawati, E. P. 2024. Tren Bahasa Campuran pada Masyarakat. Diperoleh 8 Agustus 2025, dari https://badanbahasa.kemendikdasmen.go.id/artikel-detail/4303/tren-bahasa-campuran-pada-masyarakat
Yunita, O. 2024. Interaksi Sosial: Pengertian, Ciri, Syarat, Bentuk, & Faktor. Diperoleh 7 Agustus 2025, dari https://www.brainacademy.id/blog/interaksi-sosial
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI