[caption id="attachment_276795" align="alignnone" width="434" caption="Penempatan Pangkalan Perang Militer Amerika Serikat (sumber: Indocropcircles)"][/caption] Kekuatan militer Indonesia saat ini terkuat di Asia Tenggara, nomor 7 di Asia Pasifik, dan nomor 15 di Dunia. Jauh di atas peringkat Malaysia dan Singapura. Perhitungan kekuatan meliputi banyak hal selain kekuatan fisik militer (senjata darat, udara, dan laut), seperti lintasan jalan & kereta, jumlah penduduk, dan beberapa hal lain. Begitu dilaporkan oleh Lembaga resmi analisis militer yang bernama Global Firepower sebagaimana dilangsir oleh PolitikIndonesia.com. Militer Indonesia, bukan dongeng, bahwa kita termasuk irit peluru, karena faktor ketepatan menembakkan peluru, terbukti dalam perlombaan menembak resmi internasional (Australian Army Skills at Arms Meeting - AASAM), militer Angkatan Darat menjadi juara umum dengan tingkat perolehan point yang sangat jauh dengan juara kedua (Australia). Kejuaraan itu diikuti oleh kontingen internasional dari negara-negara maju & modern juga, di mana militer AD Indonesia meraih 25 medali dan juara kedua dari militer Australia (tuan rumah) hanya memperoleh 9 medali. Jauh! Itu masih kekuatan tangible menurut saya, ada kekuatan intangible yang mungkin belum bisa disebutkan karena belum adanya parameter standard untuk mengukurnya. Parameter intangible itu antara lain, kebersatuan dan adanya azas yang mempersatukan (Pancasila), adanya bahasa yang mudah dipahami dan digunakan oleh seluruh warganya (bahasa Indonesia), adanya tepo-sliro-saling-toleransi yang jadi ciri khas jati diri manusia Indonesia. Faktof intangible lainnya yang agak slengekan antara lain, masih banyaknya wali Allah yang berkenan menjaga titik-titik negara Indonesia agar aman tenteram dan damai, yang konon untuk wilayah Jawa saja ada lebih dari 400 wali Allah. (Saya kurang tahu faktor intangible ini sudah diketahui dan diakui oleh para pengukur kekuatan militer itu atau atau tidak). Faktor lainnya adalah adanya faktor yang kurang masuk akal ada di Indonesia, padahal sering ditunjukkan ke sana kemari, seperti kesenian kuda-lumping, kesenian barongan, belum lagi dirupakan dalam bentuk olah-kanuragan ala banser (disiram air keras tidak membekas, ditembak terbahak-bahak, ditusuk hanya mantuk-mantuk, tidur di atas ranjang paku diinjak motor malah pura-pura mendengkur, kawat berduri khas militer yang diinjak-injak nyaman tanpa sandal, belum lagi mengendara motor dengan ditutup matanya). Lebih hebatnya lagi, para banser dan kader yang tergabung dalam NU ini sudah jelas-jelas berkomitmen menjadi pondasi bagi Indonesia dengan azasnya Pancasila dan bersedia jadi bemper NKRI! Tak ada niatan NU untuk menghegemoni negara Indonesia ini atas nama kepentingan kelompok NU, hebat kan? Itu tentu membikin merinding negara manapun bila akan menyerang Indonesia, apalagi bila faktor kurang masuk akal itu ditransfer ke para anggota militer (walaupun sudah di level elit). Btw, kekuatan intangible khas Indonesia itu adalah kekuatan yang tidak merusak sekelilingnya, bahkan bisa digunakan untuk merangkul dan berkolaborasi, alih-alih untuk menguasai sepihak. Kekuatan macam inilah yang justru sangat dibutuhkan saat ini, terkhusus di tengah banyak negara di penjuru-penjuru dunia yang sedang berkonflik. Kekuatan mentoleransi dengan landasan kesabaran yang di dalamnya ada faktor penolakan dengan mencegah keberulangan, itu sangat penting, di tengah ketidak-standard-an nilai akhlak, sementara kapitalisasi terus menjalar ke seluruh penjuru dunia. Masih berani perang atau mengganggu Indonesia? Beraninya ya main kayu itu, nyuruh orang, mbayar orang buat musuhin Indonesia dari dalam. Ya, mari kita cek bareng-bareng saja. Ditulis oleh Cak Usma dengan mengambil dari beberapa sumber media.
Penulis adalah ketua Persaudaraan Profesional Muslim Aswaja
Silakan mengunjungi Search Engine Muslim www.aswajanu.com dan Ensiklopedia Digital http://wiki.aswajanu.com
==============================================================
Kali aja menarik buat Anda:
---------------------------------
Ada Apa Sebenarnya dengan Mesir? (Sebuah Telaah Singkat & Runtut sejak Pra-Kejatuhan Mubarak)
Selamat Hari Pancasila (Jalur Tepat Menuju Mercusuar Dunia)
Konflik Regional di Seputar Indonesia
Indonesiaku, Adakah Kau Termozaik?
Keterbukaan Media vs Pergeseran Nilai
Pancasila, Dasar Negara (Islam) Indonesia
Mubarak, Andai NU Tertarik Sewenang-wenang
Apa Kabar Jazirah Arab, Mei 2012?
FPI, Jangan Dimatikan, Dijaga Saja!
FPI vs JIL, Sebuah Dramatikal?
Cara Melihat Permasalahan Terkini Negara Kita
Mengapa Sekarang Seolah Semuanya Mengarah ke Indonesia?
SBY, Tetaplah Dulu Pikul ‘Amanah’ Itu!
Ekonomi, Penggerak Chaos Politik di Afrika?
SBY di Atas Rel Sejarah yang Benar
Jayalah Indonesia: Terima Kasih Pak Harto, Gus Dur, Pak Amien
Aa Gym, Icon Kekuatan Hijau Terakhir?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H