Akal kita adalah hadiah istimewa dari Allah sejak kita berada di dalam perut ibu. Dengan akal kita bisa membedakan mana baik, mana buruk, mana yang menguntungkan dan mana yang merugikan. Pun dengan akal
 #
Ibnu Al Wardy Al Mishry Asy-Syafi'i berkata:
"jauhilah khomer (hal-hal yang memabukkan baik berupa benda cair ataupun benda padat) apabila engkau ingin menjadi seorang pemuda yang memiliki masa depan cerah (Jangan biarkan masa depanmu hancur karena Khomer). Bagaimana mungkin orang yang berakal waras mau merusak otaknya sehingga seperti orang gila (bagaimana mungkin masa depan yang cerah bisa diraih jika akalmu tiap saat dirusak dengan minuman keras)". (Lmiyyah Ibnu Al Wardy, Hal: 24).
Dengan menjaga akal yang telah Allah anugerahkan kepada kita, berarti kita telah menyayangi diri sendiri. akan tetapi dengan minuman keras atau hal-hal lain yang memabukkan dan menghilangkan akalmu berarti kita telah merusak dan mengkufuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, yakni akal.
Akal sangat berharga sekali, karena dengan Akallah kita dibedakan dengan hewan, dengan akal pulalah kita diberikan kemulyaan oleh Allah. Mungkin secara tekstur biologis, kita tidak jauh beda dengan binatang, tapi nilai kita bukan dilihat dari bentuk tekstur tubuh yang terdiri dari tulang dan daging yang terbungkus kulit, tapi nilai kita berada pada akal. Ini yang membedakan antar mahluk Allah yang satu dan yang lain berbeda dalam pandangan derajat di sisi Allah.
Apa akal itu?
nah, di sinilah Para ulama berbeda tentang makna akal.Â
Ada ulama yang berpendapat bahwa maksud dengan akal dalam syair diatas adalah ( ) ilmu. Artinya manusia hidup harus dihiasi ilmu. Tanpa ilmu akan sulit meraih kemuliaan, kesuksesan dan kebahagiaan.
Ada yang mengatakan makna akal diatas adalah
 kekuatan intelektual untuk mengetahui realitas pengetahuan.Â
Menurut ulama dengan insting intelektual ini, seseorang pada akhirnya bisa menangkap makna hidup yg sesungguhnya. Diperlukan taammul, tadabbur dan tafakkur dalam pengertian ini.