Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jangan Sampai Italia "Hattrick" Tak Lolos Piala Dunia

20 Desember 2022   11:47 Diperbarui: 20 Desember 2022   12:10 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Italia gagal lolos ke Piala Dunia 2018 dan 2022. (Sumber foto: Football Italia)

Piala Dunia Qatar 2022 telah usai. Dan doa saya masih sama seperti 4 tahun silam, ketika Piala Dunia Rusia 2018 usai, "Semoga timnas Italia lolos ke Piala Dunia 2026"

Ya, begitulah kurang lebih harapan saya sebagai salah satu penggemar timnas Italia. Harapan kembali diapungkan kepada tim yang sudah 2 kali absen di pagelaran pesta sepak biola dunia secara beruntun ini.

Sekedar flash back, sebagai generasi milenial tahun-tahun awal, saya mengikuti piala dunia secara penuh, sejak Piala Dunia Amerika Serikat 1994 silam. Saya waktu itu yang masih duduk di bangku sekolah dasar, terpukau pada permainan anak asuh Arrigo Sacchi, hingga pada akhirnya dikalahkan oleh Brasil melalui drama adu penalti yang untuk pertama kalinya dijalankan di partai puncak piala dunia.

Drama adu penalti ini pulalah yang kemudian akan dikenal dalam sejarah kiprah timnas Italia di piala dunia. Sekaligus menjadikan Roberto Baggio bak hero to zero, usai tendangannya melenceng dari gawang Claudio Taffarel.

Konon, kegagalan ini pulalah yang membuat Sacchi dan juga publik Italia marah pada Baggio-meski Franco Baresi dan Daniel Massaro juga gagal menceploskan bola dalam adu penalti itu---dan menjadikan Sacchi tak membawa Baggio ke dalam skuad peserta Piala Eropa 1996.

Kegagalan tersebut terus menghantui Baggio sepanjang kariernya.

"Itu adalah luka yang tidak pernah menutup," kata Baggio, dikutip dari laman resmi FIFA.   

Hingga pada akhirnya, Gli Azzuri berhasil mengangkat trofi piala dunia pada pagelaran yang berlangsung di Jerman pada 2006, juga setelah melewati babak adu penalti di partai puncak melawan timnas Prancis asuhan Raymond Domenech.

Skuad yang diasuh pelatih senior Marcello Lippi dan diperkuat para pemain bintang kawakan seperti Gianluigi Buffon, Francesco Totti, Fabio Cannavaro, Andrea Pirlo, Filippo Inzaghi, serta Alessandro Del Piero itu berhasil meraih gelar juara dunia keempat kalinya, di tengah skandal Calciopoli yang menjadi noda hitam terbesar dalam sejarah kompetisi persepakbolaan Italia.

Namun, kiprah Italia di piala dunia justru hancur menurun drastis usai menjadi kampiun di Jerman tahun 2006.

Pada pagelaran edisi berikutnya di Afrika Selatan tahun 2010, skuad yang masih diasuh Marcello Lippi ini menelan aib memalukan, setelah tereliminasi dini di babak penyisihan Piala Dunia 2010 dengan status juru kunci grup F. Gli Azzurri finis di peringkat bontot Grup F di belakang Paraguay, Slowakia, dan Selandia Baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun