"Aku jek eleng pas cilikanku biyen dijak bapakku ndelok Persebaya, lungguh'e nang kene"(Aku masih ingat dulu waktu kecil, diajak bapakku nonton Persebaya, duduknya di sini).
Itulah yang dikatakan teman saya saat bersama-sama duduk di tribun selatan Gelora 10 Nopember Surabaya, menyaksikan Persebaya bertanding, belasan tahun silam.
Teman saya itupun bercerita, bagaimana dengan seringnya saat masih kecil dibawa oleh sang ayah menyaksikan langsung pertandingan di stadion yang berlokasi di Kecamatan Tambaksari, Surabaya itu, makin menumbuhkan kecintaannya pada Persebaya, walaupun kini ia tak lagi tinggal di Surabaya.
Dan kecintaan teman saya ini pada Persebaya hingga kini tak pernah luntur, sampai sekarang ia sudah dikaruniai tiga orang putra. Dalam beberapa kesempatan, ia pun memposting kegiatannya menyaksikan langsung pertandingan Persebaya, dengan membawa buah hatinya.
Saya paham, ia sedang mencoba menirukan apa yang dulu dilakukan oleh sang ayah kepada dirinya. Tentu saja dengan harapan kelak sang anak menjadi penerusnya dalam mendukung tim kesayangannya, Persebaya, langsung dari pinggir lapangan.
Karena seperti kita tahu, bagi para penghobi nonton sepak bola, ada kenikmatan dan kebanggaan tersendiri ketika menyaksikan langsung tim kesayangan bertanding di dalam stadion. Kenikmatan yang hanya bisa dirasakan langsung di dalam stadion, bukan dengan dibayangkan dari luar stadion.
"Cita-cita gua juga mau bawa anak gua nonton bola di sini (langsung di stadion)."
Itu yang dikatakan presenter dan komentator sepak bola nasional kondang, Valentino Simanjuntak, dalam podcast #CloseTheDoor milik Deddy Corbuzier.
Namun dengan kejadian memilukan di Stadion Kanjuruhan, ia pun berfikir ulang untuk membawa anaknya menyaksikan langsung pertandingan di stadion. Bahkan Valen mengatakan bahwa ia merasa sangat patah hati dengan insiden yang terjadi di Kanjuruhan tersebut, sehingga ia memutuskan untuk mundur sebagai komentator Liga 1.
Dari situ saya pun membuat hipotesis, bahwa sepak bola, lebih tepatnya pertandingan sepak bola di dalam negeri, adalah sebuah hiburan untuk keluarga. Adapun kebanggan terhadaop klub kesayangan, akan menjadi semacam legacy untuk keturunan seorang suporter.