Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dewa Kipas Vs GM Irene: Momen Spektakuler Tanding Catur di Dunia Maya

26 Maret 2021   09:59 Diperbarui: 26 Maret 2021   10:10 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

PENGANTAR

Ambyar!, itu kata pertama dari saya yang bukan penghobi catur melihat pertandingan yang diharapkan menjadi miracle antara pecatur terbaik di negeri ini GM Irene Sukandar dengan pecatur non gelar tetapi bukan kaleng-kaleng. Saya sudah memprediksi bahwa ini bukan pertandingan seperti David Versus Goliath. Janganlah mengharapkan suatu keajaiban terjadi, kita harus tetap berpikir realistis. Namun bukan itu yang ingin saya ungkapkan. Apalagi saya bukanlah seorang pecatur, namun saya hanya mencoba menggambarkan secara sederhana bahwa dunia maya itu berbeda dengan dunia nyata.

Namun di satu sisi, saya pun terpaksa mengiyakan bahwa dunia maya memang memiliki suatu keajaiban melihat fenomena peristiwa ini terjadi. Sungguh tak terbayangkan begitu antusias secara mendadak sontak masyarakat dunia maya menjadi penggila  catur baru dan terbangunnya masyarakat pencatur dari tidurnya akibat muncul peristiwa kasus Pak Dadang yang dikenal dengan si Dewa Kipas. Dewa Kipas yang semula berseteru dengan pemilik game catur on-line terkenal chess.com bernama Levy Rozman (youtuber terkenal dengan nama GothamChess). Dan berikutnya, si dewa Kipas pun bisa bertanding dengan seorang Grand Master Wanita Indonesia negeri kita yakni GM Irene Sukandar dan ditonton via on-line oleh jutaan mata. Seandainya tidak dalam kondisi pandemik Covid-19, jika pertandingan catur ini dilakukan dalam kondisi normal diadakan di Stadion GBK, saya yakin penonton akan berbondong membludak memenuhi stadion walau berbayar sekali pun.

  • Dewa Kipas: Gegara Iseng Mendadak Jadi Master

Kisah langka dan spektakuler ini patut menjadi catatan sejarah, lantaran seorang pecatur biasa (walau sebagai mantan pemain catur tingkat daerah) tetiba menjadi buah bibir masyarakat seolah muncul sebagai Grand Master tak terdaftar. Hal tersebut, diawali rasa iseng Pak Dadang sebagai pensiunan BUMN yang hobi catur difasilitasi anaknya melalui gadget atau HP agar bisa mengisi waktu luang  dengan bermain catur secara on-line. Ayahnya didaftarkan pada game catur on-line chess.com dengan akun diberi nama "Dewa Kipas'. Dunia tersentak karena Pak Dadang atau Dewa Kipas berhasil mempecundangi Levy Rozman selaku pemilik game catur on-line terkenal oleh Seorang warga Indonesia yang tak tersedia data sebagai pecatur professional.

Awal mula lantaran ke-gaptekannya dari permainan yang tersedia, pak Dadang justru lebih suka memilih catur 10 menit dengan tingkat kesulitan tinggi karena lebih mudah diakses. Entah karena dilakukan pak Dadang setiap hari membuatnya hapal setiap gerak langkah catur setiap level, dan setiap kenaikan level dia memperoleh bonus angka setara elo rating. Karena dianggap sebuah permainan, si Dewa Kipas tidak menyadari bahwa setiap kenaikan level berarti dia telah mengalahkan pecatur master internasional sesuai dengan data base pada game tersebut. Keasyikan pak Dadang karena hanya ingin memperoleh level yang lebih tinggi, atau mungkin juga dia gunakan alat bantu mesin, kenaikan level yang dimilikinya menimbulkan kecurigaan pemilik game tersebut.

Pemilik game chess.com yakni Levy Rozman, juga memiliki gelar Master Internasional bersama stafnya mencoba menganalisis pola permainan si dewa Kipas karena dalam tempo singkat telah mengantongi nilai permainan setara dengan Elo Rating 2000-an, sungguh benar2 ajaib berarti setingkat Grand Master. Dai hasil analisis pola permainan Dewa Kipas dengan tingkat akurasi nyaris sempurna bak seorang Grand Master tingkat dunia, akhirnya para tim pengelola game tersebut menyimpulkan bahwa Dewa kipas telah melakukan kecurangan (cheat) dalam bermain dengan menggunakan mesin (chess engine) dan akhirnya akun Dewa Kipas diblokir.

Sebenarnya hal yang biasa terjadi dalam permainan game on-line, apabila kita bermain dalam suatu game setiap level dan kalah (game over), jika ingin bermain kembali maka kita harus memulai kembali dari awal, terkecuali kita simpan data level terakhir saat kita bermain. Namun adapula sebagian orang yang tidak sabar dalam permainan berupaya dengan membeli credit point, dengan pembayaran sejumlah tertentu, kepada pemain lainnya yang sudah berada di level tinggi. Karena kemajuan teknologi pula, dalam permainan catur on-line, terdapat mesin pembantu atau chess engine yang memudahkan seseorang memperoleh langkah taktis. Berdasarkan hal tersebut pengelola game catur chess.com seringkali memblokir akun  pemain yang dicurigai menggunakan mesin pembantu karena level yang diperoleh melompat lebih tinggi secara tidak wajar.

Akibat pemblokiran akun Dewa Kipas, pak Dadang merasa galau karena dia tidak bisa bermain catur lagi pada game on-line tersebut sebagai pengisi waktu senggang mengisi hari pensiunnya. Pemblokiran akunnya diceritakan kepada anaknya, kemudian sang anak mencoba mencari tahu dengan menghubungi pemilik game on-line tersebut untuk meminta klarifikasi penyebab akun ayahnya diblokir. Mendengar penjelasan dari pemilik game yang menyatakan kecurigaan bahwa ayahnya melakukan kecurangan karena perolehan level yang tidak wajar. Ketidakpuasan sang anak inilah yang menimbulkan kehehbohan di jagat maya dengan mengungkapkan dalam akun Fecebook-nya.

  • Dunia Maya: Snow Ball Isu Yang Jadi Berkah   

Bagaikan snow ball, akun Facebook milik anaknya terbaca oleh teman-temannya dan menggelinding secara bergulir hingga berita tersebut menjadi trending topik dalam dunia maya. Masyarakat maya atau netizen dikenal dengan Warga +62, entah paham atau tidak permasalahannya, segera mencari tahu dan menyerang akun pemilik game on-line tersebut karena merasa ada ketidak adilan. Lampiasan kekesalan warga +62 membuat kewalahan sipemilik game catur on-line, walau dengan sabar mencoba menjelaskan permasalahannya.

Trending topik masalah catur tersebut semakin membahana di dunia maya sehingga sulit untuk mencari tahu akar permasalahan agar dapat dituntaskan karena beragam pendapat berseliweran disana-sini. Akan tetapi  dalam satu sisi, trending topik ini justru menjadi peluang bisnis sebagai santapan keseharian bagi pebisnis on-line, salah satunya yang menangkap peluang tersebut adalah pemilik pod-cast Deddy Corbuzier yang sedang naik daun. Deddy Corbuzier mengundang si Dewa kipas Bersama anaknya dalam acara pod-castnya, bahkan juga mengundang si pemilik game on-line yakni Levy Rozman. Sontak kasus tersebut tidaklah semakin reda, entah karena kepiawaian para stakeholder pebisnis on-line yang seolah memaintain agar topik semakin ramai. Kasus justru semakin mencuat, karena tetiba muncul surat dari seorang pecatur profesional negeri kita yang mencoba menjelaskan permasalahan.

Klarifikasi atau penjelasan dari pecatur profesional kita yang terkenal bernama GM Irene Sukandar justru tidak membuat reda suasana. Entah karena tergoda usulan atau pendapat warganet, yang jelas Deddy Corbuzier mencium kesempatan emas untuk tetap mempertahankan trending topik ini. Benar saja, ide pemilik pod-cast Deddy Corburzier memiliki ide dengan menawarkan tantangan kepada Dewa Kipas untuk membuktikan kepiawaiannya bermain catur dengan menantang salah satu pecatur nasional negeri kita. Awal mulanya sang Dewa Kipas menolak, atau mungkin juga hembusan para netizen, dia merasa tersinggung atas pernyataan GM Irene bahwa dia telah melakukan kecurangan dan mencoreng nama baik catur negeri kita. Akhirnya tantangan untuk bertanding dengan pecatur nasional handal pun diterima, mungkin juga karena faktor imingan dari pemilik pod-cast bahwa dalam pertandingan non gelar atau persahabatan masing-masing akan mendapat hadiah atu imbalan uang yang cukup fantastis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun