Mohon tunggu...
Nur Hikmah
Nur Hikmah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyikapi Covid-19 Antara Aqidah, Fiqih, dan Adab

3 April 2020   08:20 Diperbarui: 3 April 2020   08:30 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Virus baru yang disebut corona telah membuat geger warga dunia sebab, selain dapat menyebar dengan sangat cepat. Virus itu juga telah menyebabkan kematian pada banyak orang di beberapa negara dunia, utamanya di China pemerintah China mengatakan virus yang pertama kali muncul dari daerah Wuhan ini telah memekan korban jiwa sebanyak 25 orang dan menjangkit lebih dari 830 orang sejak pertama kali muncul akhir tahun lalu.

Bahkan virus ini tercatat telah menyebar tak hanya kewilayah otonomi seperti Hong Kong dan Makau, tapi juga ke beberapa negara sejauh ini. Termasuk Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Singapura, hingga Thailand.

Virus corona berasal dari hewan liar yang dijual di Pasar makanan Laut Huanan (Huanan Seafood Market) yang terletak di pusat kota Wuhan, menjual berbagai jenis makanan unik mulai dari anak serigala, rubah hidup, buaya, salamender raksasa, ular, tikus, burung merak, landak, daging unta hingga musang. Berbagai binatang yang dijual di pasar itu merupakan spesies yang terkait dengan pandemi sebelumnya. Yakni Server Acute Resporatory Syndrom (SARS), muncul dugaan virus mematikan ini disebarkan oleh sup kekelawar sebuah makanan populer di wuhan.

Tanpa kita sadari betapa mengerikanya penyebaran virus ini, bahkan ia dapat mengancam siapapun juga hal ini di dasari oleh sistem kehidupan yang serba bebas (liberal). bebas melakukan apa saja termasuk urusan makanan tanpa melihat dari sisi layak atau tidak halal ataupun haramnya, selama bisa memenuhi perut yang kosong semua bisa dimakan itulah prinsip hidup para kaum liberal.

Tapi semua itu harus mereka bayar dengan penderitaan baru yaitu, Allah memberikan peringatan melalui sebuah virus corona yang mematikan. Tak ada yang tak mungkin ketika Allah sang Penncipta alam semesta berkehendak, manusia tidak akan mampu menjangkau dibalik perintah dan laranganya. Karena manusia adalah mahluk yang lemah lagi terbatas kemampuanya

Maka tak sepatutnya manusia berlaku sombong dan acuh terhadap aturanya dalam perkara mengkonsumsi makanan, Allah swt telah memberikan atuaran karena tidak semua jenis makanan yang boleh dikonsumsi kecuali makanan tersebut halal dan thayyib. Di kutip (Mira Susanti)

Berdasarkan pandangan ahli yaitu Dokter spesialis paru-paru yang menangani pasien Covid-19, juga beberapa sumber terpercaya bahwa covid-19 adalah virus yang sangat berbahaya. Tidak ada yang kebal dari virus covid-19 hanya saja dampak dari virus ini terhadap keehatan bersifat variatif, sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing. Orang yang mempunyai riwayat sakit gula, ginjal, dll punya potensi tertular lebih besar dan dampak yag lebih serius jika diserang covid-19.

Jadi dari sumber yang saya baca, Covid-19 adalah virus yang tak terlihat, bahkan orang yang sudah terjangkit pun tidak langsung nampak gejalanya sehingga bisa menularkan kemana-mana tanpa mengetahui dirinya sakit. Kita tidak tau siapa yang sakit dan wabah ini bisa menyebar dengan sangat cepat.

Karenanya, proses mitigasi (pencegahan dan minimalisir) harus melibatkan semua lapisan masyarakat, selain masing-masing harus meningkatkan imun tubuh dengan apapun yang bergizi. Sosial distancing juga mutlak diperlukan untuk menjaga diri dan pencegahan penyebaran. Konsentrasi massa harus dihindar,i sebisa mungkin karena setiap konsentrasi massa meningkatkan potensi penularan tanpa disadari.

Bahkan jika situasi mendesak dengan pertimbangan dan persiapan yang matang maka Lockdown menjadi opsi yang harus dijalankan untuk meredam persebaran Covid-19, dan itu terbukti efektif diberbagai negara. Sebetulnya jauh sebelum masyarakat modern mengenal istilah Lockdown Nabi Muhammad saw sudah mengajarkan solusi tersebut, Nabi saw bersabda :

"bila kalian mendengar penyakit (menular) Tha'un disebuah tempa, maka janganlah mendatangi tempat itu. Dan jika penyakit itu terjadi ditempat sementara kalian berada di dalamnya maka janganlah kalian lari (keluar) darinya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun