Mohon tunggu...
Caey
Caey Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pangkalan Bun Park "Bergoyang"

7 November 2017   10:30 Diperbarui: 7 November 2017   10:44 1368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pangkalan Bun Park adalah taman yang dibuat untuk memfasilitasi masyarakat sekitar oleh pemerintah, Pangkalan Bun Park sering dijadikan sebagai tempat diselenggarakannya event Festival, Expo dan acara rutin tahunan lainnya. Pangkalan Bun Park berjarak sekitar 100 meter dari Bundaran Pancasila yang menjadi tugu Kota manis ini. Yang sering dilaksanakan adalah acara tahunan atau bukan acara rutin membuat Pangkalan Bun Park jarang menjadi perhatian jika acara sudah selesai. Jika acara selesai maka selesai pula acara rekreasi warga ditempat ini.

Posisi Pangkalan Bun Park (PP) yang di pinggir jalan raya yang strategis untuk berekreasi ternyata tidak tercipta dengan sempurna. Kebanyakan masyarakat lebih tertarik untuk pergi ke mall atau pantai untuk akhir pekan. Hal ini terjadi juga karena sedikitnya fasilitas bermain untuk anak yang membuat orangtua jarang ingin mengajak anak bermain disana, akhirnya taman ini jarang terjamah oleh masyarakat sekitar. Untuk siang hari biasanya akan sering di temukan pedagang kaki lima menjual makanan di depan gerbang PP. Yang meramaikan PP hanya para pembeli di pedagang kaki lima yang hanya sebentar singgah menghilangkan penat.

PP dibangun dengan tema alam, dengan pepohonan rindang di kanan kiri dan rumput hijau membalut tanah dan ada beberapa gedung tinggi didalamnya. Sebab tidak tersentuh lalu menjadi kumuh dan tidak terawat. Mulailah banyak tempat yang menjadi semak-semak didalam taman, yang mengakibatkan tempat rawan hal negatif. Pangkalan Bun Park buka 24 jam tanpa ada penjaga nya, dengan luas yang lumayan besar sulit untuk menyediakan penjaga seperti security di taman tersebut. Fasilitas di PP juga tidak memadai, seperti sedikitnya lampu taman untuk menerangi saat malam. Karena keadaan yang gelap PP menjadi tempat yang sangat berpotensi untuk melakukan hal yang tidak sewajarnya dilakukan ditempat umum.

Sudah menjadi rahasia umum PP dijadikan tempat melakukan segala macam jenis maksiat, bermula dari satu hal yang negatif maka yang lain akan membuntut menjadi negatif. Mulai dari transaksi seksual yang bebas, tempat pesta minuman keras, serta remaja yang berpacaran di tempat yang redup cahaya. Dari ajang remaja sampai ajang dewasa, mulai dari melakukan sukarela sampai mencari nafkah lalu melakukan dengan sengaja.

Sudah menjadi tradisi saat tempat sepi, aman tanpa dijagai lalu ada potensi melakonimaka tempat seperti PP selalu menjadi lokasi-lokasi yang sangat mudah terjadi Prostitusi umum. Mungkin bukan hanya di PP pasti di setiap daerah akan ada tempat yang jika sudah mempunyai ciri-ciri diatas maka menciptakan tempat dengan lebel esek-esek. Saat lebel sudah terpasang maka kata wajar sudah meresmikan tempat tersebut diakui sebagai pengundang hal negatif.

PP dijadikan tempat transaksi legal seks yang sangat mudah untuk di temukan, menuju kesana pun mudah karena letaknya yang di pinggir jalan raya. Menurut berita di Borneo News yang melakukan wawancara dengan salah satu wanita malam disana, ada sekitar 10 warung remang-remang yang tidak hanya menjual kopi tapi juga ajang Prostitusi. Saat malam banyak wanita memakai pakaian minim yang berkeliaran didalam area PP atau bisa ditemukan di warung remang-remang sekitar taman. Jika malas ke hotel hanya dengan bermodalkan Rp 150 sampai Rp350 ribu bisa di sembarang tempat atau kadang mjok di dalam PP.

Untuk mencari nafkah mereka menghalalkan segala hal agar bisa memenuhi kebutuhan ekonomi, rela melakukan cinta satu malam dan melupakannya saat pagi datang. Tidak mengenal pun tidak masalah asal sama-sama sepakat maka berhubungan pun akan terjadi. Dengan hanya bermodalkan uang maka segalanya diberikan.

Memang sudah berlebel wajar namun tetap saja akan meresahkan warga sekitar. Saat banyak hal negatif di satu tempat maka samping kanan-kiri akan merasakan kejadian-kejadian yang dapat membahayakan pula. Akan banyak warga yang takut keluar malam karena banyak wanita penggoda di sekitar taman atau segerombolan orang mabuk yang bisa melakukan hal diluar akal sehat. Sudah diberi tindakan oleh pemerintah namun tetap saja tidak ada jera nya. Hanya beberapa hari awal saja dan selanjutnya jika sudah tidak menjadi topik berita maka hal rutinitas biasa akan berlangsung sewajarnya.

Di kasus yang sama namun jenjang berbeda, godaan tempat nikmat untuk bergoyang ini ternyata juga mengundang rasa ingin terhadap remaja. Rasa ingin tahu dan mencoba menjadi semakin tinggi saat fasilitas tempat gratis tersedia. Tidak perlu bermodalkan rupiah untuk menikmatinya hanya perlu pasangan yang saling cinta dan rayuan yang sebanyak-banyaknya maka bergoyang disana bisa mudah tercipta. Tanpa alas yang empuk tidak menjadi masalah besar, yang terpenting hanya "asal jangan ketahuan tidak masalah." 

Saat sekali tidak ketahuan maka sifat ingin mengulang pun terus ada. perbuatan asusila di PP sudah tidak memandang waktu. Bukan hanya menunggu gelap saat terang pun masih tetap dilakukan. Tidak sesekali kasus seperti ini, sudah banyak yang tertangkap oleh satpol PP dan Damkar Kotawaringin Barat lalu beritanya di sebar ke media masa agar membuat pelaku jera dan yang masih berniat melakukan disana agar memikirkan kembali dampak dan akibatnya. Ternyata di sebar di semua media dan cemooh mulut ke mulut tidak menimbulkan rasa jera pada pelaku atau menghentikan para kejadian asusila ini, saat sekali dan merasa aman lalu tidak ketahuan maka hasrat ingin mengulang timbul lagi.

Segala wacana oleh pemerintah sudah diucapkan tapi tetap saja sedikit pergerakan yang menjadi kenyataan. Mulai dari rencana keberadaan fasilitas pendukung berupa wifi gratis, WC umum yang bersih, lampu dan panggung yang ada bakal disiapkan untuk dinikmati masyarakat. "Doakan saja dalam waktu dekat ini hal tersebut akan bisa direalisasikan. Kemudian gedung yang berada di Pangkalan Bun Park ini juga akan lebih ditingkatkan fungsinya. Salah satunya akan dijadikan sebagai perpustakaan," ujar Bupati Kobar Nurhidayah. Namun, lanjutnya, agar masyarakat bisa menikmati kawasan Pangkalan Bun Park untuk bersantai dengan keluarga atau kegiatan kreatif, masalah keamanan menjadi perhatian khusus. "Untuk masalah ini, kami sudah berkoordinasi dengan Satpol PP, pihak Kepolisian dan TNI. Pos keamanan dan kamera pemantau (CCTV) juga bakal disiapkan untuk menjamin rasa keamanan dan kenyamanan masyarakat saat berada di kawasan tersebut," jelas Bupati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun