Mohon tunggu...
Muhammad Caesar Ciputra
Muhammad Caesar Ciputra Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa Universitas Sriwijaya

part of International Relation'19

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dilema Negara Realis terhadap Organisasi Internasional

13 Maret 2020   16:29 Diperbarui: 10 April 2020   20:14 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Organisasi Internasional ialah suatu bentuk kerjasama yang terdiri atas negara negara yang memiliki kepentingan untuk meminimalisir konflik. Organisasi Internasional itu sendiri memiliki banyak bentuk di bidang politik, ekonomi dan regional, contohnya seperti ASEAN, UNI EROPA dll. Meski banyaknya Organisasi Internasional yang tercipta, tetap saja tidak menggoyahkan realism dalam keputusannya untuk selalu bergabung dalam organisasi Internasional.

Seperti yang kita ketahui realis memiliki ciri SelfHelp yang merasa dirinya dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dan minim kepercayaan terhadap negara lain. Pemikiran mengenai Self Help membuat perspektif realisme memandang bahwa Organisasi Internasional tidak akan mampu untuk mempengaruhi perilaku negara anggota. 

Karena bagi perspektif realisme yang memiliki pendapat bahwa hubungan internasional adalah merupakan perjuangan untuk memperoleh kekuasaan dan juga untuk dapat bertahan hidup, negara realis akan selalu mementingkan kepentingan nasionalnya sebagai fokus utama karena dengan tercapainya kepentingan nasional negaranya maka kemampuan negara tersebut untuk mendapatkan kekuasaan serta untuk dapat bertahan hidup juga akan semakin besar (Mearsheimer, 1995:7). 

Dengan negara yang hanya berfokus pada kepentingan nasionalnya sendiri, akan membuat Organisasi Internasional menjadi tidak efektif sehingga membuat Organisasi Internasional tersebut hanya dikendalikan oleh sebuah negara hegemon yang di kemudian harinya akan dapat berpotensi memunculkan konflik.

Hal ini lazim terjadi karena realis memiliki sifat alimiah Security Dilemma yang dimana membuat penganut realisme menaruh curiga terhadap negara lain. Padahal faktanya tidak semua negara memiliki niat jahat atas negara tersebut. Walaupun cenderung pesimist terhadap peran dari organisasi internasional tersebut, realis tidak memiliki pemikiran bahwa aturan-aturan yang terdapat dalam organisasi internasional merupakan cerminan dari kalkulasi kepentingan masing-masing negara yang didasarkan pada tujuan untuk distribusi kekuatan internasional. Realisme menilai bahwa balance of power lah syarat agar sistem dunia internasional dapat tetap berjalan dengan stabil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun