Mohon tunggu...
Caca Salsabila
Caca Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa yang tertarik pada dunia pendidikan dan opini publik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PERBANDINGAN PROFESI : GURU vs ANGGOTA TNI

21 Juni 2025   23:42 Diperbarui: 21 Juni 2025   23:42 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstract 

Dua Profesi, Satu Pengabdian: Menyelami Peran Guru dan Anggota TNI Dalam membangun bangsa, tak ada peran yang kecil. Setiap profesi punya tanggung jawab dan tantangan masing-masing. Dua di antaranya yang sering kita lihat namun mungkin jarang kita pahami secara mendalam adalah guru dan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI). Keduanya berkontribusi besar dalam jalur yang berbeda guru melalui pendidikan, TNI melalui pertahanan dan keamanan. Meski berbeda medan, keduanya sama-sama bergerak atas nama pengabdian.

Guru : Membentuk Masa Depan dengan Ilmu dan Hati


Seorang guru memilih jalannya karena panggilan jiwa. Ia ingin menjadi bagian dari proses mencerdaskan anak-anak bangsa. "Saya ingin membantu anak-anak tidak hanya secara intelektual, tapi juga secara karakter," ujar seorang guru saat diwawancarai. Motivasi seperti inilah yang menjadi fondasi dalam menjalani profesi mulia ini. Menghadapi siswa yang mengalami kesulitan belajar atau menunjukkan perilaku yang menantang bukanlah perkara mudah. Guru harus sabar, penuh empati, dan pandai berkomunikasi. Pendekatan personal, memahami latar belakang siswa, dan membangun relasi dengan orang tua menjadi strategi penting.
Dalam hal pengajaran, guru dituntut untuk kreatif. Mereka tak hanya menyampaikan materi, tetapi juga memastikan siswa benar-benar memahami. Metode pembelajaran aktif seperti diskusi kelompok, permainan edukatif, dan penggunaan media visual menjadi andalan agar kelas tidak membosankan. Keberhasilan siswa tidak semata-mata diukur dari nilai ujian, tetapi dari perkembangan sikap dan pemahaman mereka terhadap materi. Untuk terus meningkatkan kualitas diri, guru secara aktif mengikuti pelatihan, seminar, membaca buku, dan belajar dari pengalaman sehari-hari. 

TNI: Menjaga Kedaulatan dengan Disiplin dan Keberanian

Di sisi lain, seorang anggota TNI memulai langkahnya karena keinginan untuk membela negara. "Ini adalah panggilan jiwa," ungkap salah satu prajurit. Menjadi TNI bukan sekadar profesi, tetapi bentuk pengabdian total terhadap bangsa dan negara. Tugas utama mereka adalah menjaga pertahanan negara. Namun peran TNI tak berhenti di situ. Mereka juga terlibat dalam berbagai operasi kemanusiaan seperti penanggulangan bencana dan membantu masyarakat di daerah terpencil. Tantangan terbesar mereka adalah kesiapsiagaan tanpa batas waktu, kondisi medan yang ekstrem, serta harus sering berpisah dari keluarga. Untuk tetap tangguh, anggota TNI menjalani pelatihan fisik dan mental secara berkala. Mereka dilatih strategi, taktik, penguasaan senjata, dan juga perkembangan teknologi militer terkini. Peningkatan kemampuan dilakukan terus menerus, karena tugas mereka menuntut ketangguhan maksimal. Pesan yang disampaikan oleh prajurit kepada masyarakat pun sederhana namun dalam: "TNI adalah penjaga bangsa. Profesi ini penuh pengorbanan, tapi juga penuh kehormatan."

Soft Skill dan Hard Skill: Titik Temu dalam Perbedaan


Meskipun dunia yang mereka hadapi sangat berbeda, baik guru maupun TNI sama-sama memerlukan kombinasi soft skill dan hard skill yang kuat. Seorang guru dituntut memiliki kemampuan komunikasi yang baik, empati, kesabaran, serta kreativitas dalam menyampaikan materi. Inilah yang disebut dengan soft skill kemampuan yang tak kasat mata tapi sangat menentukan keberhasilan dalam mendidik. Sedangkan anggota TNI mengandalkan soft skill seperti disiplin tinggi, kepemimpinan, kemampuan kerja sama tim, dan ketangguhan mental. Semua itu sangat dibutuhkan di medan tugas. Di sisi lain, hard skill mereka juga berbeda. Guru menguasai materi ajar, metode pedagogi, dan teknologi pendidikan. Sementara itu, TNI menguasai kemampuan fisik, strategi tempur, penggunaan senjata, dan navigasi medan.

Penutup: Dua Jalan, Satu Tujuan
Perjalanan seorang guru dan seorang anggota TNI menunjukkan bahwa pengabdian tidak selalu harus berada di garis depan pertempuran, atau di dalam kelas. Keduanya hadir untuk bangsa—yang satu menjaga dengan ilmu, yang lain menjaga dengan senjata. Profesi mereka mengajarkan kita bahwa membangun bangsa adalah tugas kolektif, di mana setiap peran sama pentingnya.

Semoga melalui pemahaman ini, kita bisa lebih menghargai setiap profesi dan berkontribusi sesuai kapasitas kita masing-masing.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun