Mohon tunggu...
Zulkifli SPdI
Zulkifli SPdI Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Arab MAN 3 Solok dan MAN 2 Solok

Hidup akan benilai dengan amal shaleh, manusia akan berharga dengan kemanfaatannya bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kupas Tuntas Dunia Penerbitan

4 Februari 2020   17:40 Diperbarui: 4 Februari 2020   17:46 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

(Resume Materi Menulis bersama Omjay 1 oleh Edi S. Mulyanta)

Sahabatku yang budiman. Kali ini materi disampaikan oleh Bapak Edi. S Mulyanta. Beliau adalah direktur penerbitan CV. Andi Publishing. Salah satu Penerbit mayor yang tergabung dalam keanggotaan IKAPI. Beliau menjelaskan suka-dukanya dunia penerbitan. Di samping adanya tantangan dan rintangan, tentu saja masih ada peluang yang terselip di sana.

Bapak Edi menuturkan bahwa dunia penerbitan, akhir-akhir ini dihadapkan kepada berbagai tantangan dan rintangan. Salah satunya adalah digitalisasi perbukuan. Dimana, orang-orang tidak yang selama ini membaca buku cetak sekarang sudah mulai beralih ke buku-buku digital. Beliau juga menjelaskan bahwa sejak Tahun 2019 merupakan tahun yang paling berat dalam dunia penerbitan buku, karena perubahan teknologi betul-betul seperti bayang-bayang kelam yang dapat melahap dunia penerbitan buku di Indonesia bahkan di dunia.

Runtuhnya dunia surat kabar, merupakan pukulan telak bagi dunia cetak, dan informasi berupa cetakan. Dunia penerbitan yang saat ini di bawah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), menjadi was-was dan memandang cukup berat tantangan ke depan dunia cetak dan produksi buku. Undang-undang No.3 Th 2017 tentang sistem perbukuan, telah memberikan isyarat yang tegas akan hadirnya format media digital yang telah diberikan keleluasaan untuk secara bertahan menggantikan dunia cetak.

Dipertegas lagi dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 75 yang keluar pada tahun 2019, telah memberikan petunjuk secara tegas untuk memberikan arah ke dunia digital di penerbitan.

Hal tersebut membuat dunia penerbitan bergegas untuk mengubah haluan visi misi mereka  ke arah yang lebih up to date, menyongsong perkembangan teknologi yang lebih cepat dibandingkan perkembangan dunia bisnis penerbitan secara umum. Beberapa penerbit yang tidak dapat mengikuti perkembangan jaman, akhirnya mencoba mengurangi intensitas  terbitan bukunya, akhirnya berimbas pula ke jumlah produksi buku mereka, dan memukul pula pendapatan atau omzet buku mereka.

Penerbit buku di bawah IKAPI adalah penerbit yang mementingkan UUD (Ujung-ujungnya Duit) untuk mempertahankan kelangsungan bisnisnya. Secara otomatis cash flow akan terganggu, sehingga banyak penerbit akhirnya berpindah haluan ke usaha yang lain.

Beberapa buku bertema How To, atau step by step, telah tergantikan media online yang lebih dinamis karena bisa menyertakan multimedia yang lebih menyenangkan. Hal inilah yang saat ini dihindari oleh penerbit, karena materi-materi buku sudah banyak sekali tersebar dalam bentuk multimedia, video, suara, dan media lain yang cukup mudah didapat.

"Lalu tema apa yang masih cukup menarik bagi penerbit untuk bisa terbit dengan oplah yang masih menguntungkan?"

Penerbit biasanya akan melakukan scouting, atau pencarian tema dan penulis, dan tentunya bekerjasama dengan team riset pemasaran untuk menentukan tema apa yang masih dapat diserap pasar. Penerbit, tidak dapat mengesampingkan data pasar buku di Indonesia, sehingga data pemasaran ini sangat penting untuk memberikan arah haluan ke mana produksi buku dapat dikembangkan lebih lanjut

Ciri-ciri tema yang masih baik di pasar, memang belum bisa fix diyakini benar oleh beberapa penerbit yang sudah terlanjur terspesialisasi pada lini tertentu. Perlu bapak-ibu ketahui bahwa penerbit-penerbit di IKAPI terkadang mempunyai spesifikasi lini tertentu yang menjadi andalannya. Hal inilah yang  perlu kita pegang, untuk mengusulkan tema ke penerbit yang memang sesuai dengan lini idealisme mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun