Mohon tunggu...
Bustamin Wahid
Bustamin Wahid Mohon Tunggu... Administrasi - Nika

Bustamin Wahid ad/ Alumni Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fahmi Macap: Berseteru di Parlemen

7 Mei 2019   21:59 Diperbarui: 7 Mei 2019   22:27 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By. Bustamin Wahid.                              Lecturer UM-Sorong

Saya sedikit kerepotan berikan judul yang tepat. Tapi inginya tulis tentang Fahmi Macap dan parlemen,  maka jadilah demikian. 

Sebagai kolega,  tak sekedar henti pada jalur-jalur pujian yang menghangatkan pendengan. Kita membutukan keberanian yang lebih untuk satu jalan yakni "ihtira politik". Tentu banyak konsep dan  wujud politik yang setiap saat bermunculan untuk menerangkan fenomena politik, dalam kesaksian bahagia dan kehinaan sekalipun.  

Lafas-lafas politik itu bagian dari instrumen bijakan yang menderu dunia,  begitu pun sebaliknya bahwa politik terus menerus memberikan ketidak pastian pada warga negara. Kebineran pandangan ini akan selalu dipake oleh pangagum, simpatisan, relawan dan pendukung kita untuk siap memghukumi disaat kita lalai dan berprestasi. 

"atau sederhananya politik telah memberi kita pengalaman bahwa pasti ada yang datang dan ada yang pergi"

Jangan pernah merasa paling mapan dalam kuasa, dan sesekali tengok ke sekitar sebagai kawanan dalam diskusi/dialog. Pastikan kepada rakyat bahwa Parlemen/DPR Sebagai institusi politik yang halal di kritik dan dikoreksi. 

Mungkin dengan sikap inilah para penggiat kritik merasa nyaman,  di saat negara ini sibuk menyusun regulasi untuk menjerat orang-orang yang ribut tentang kebenaran yang mereka yakini. 

Fahmi Macap (abangda), matahari putih mencul dan bersinar dari seletan. Misol adalah penanda rakyat berhikmat untuk abang (FM), kearifan dari cahaya matahari puti adalah kerinduan semua kalangan, sebab lagislator tak hanya dapil. 

Tetaplah yang terbaik dengan ide dan gagasan,  teruslah berseteru dengan dasar kebenaran,  teruslah berjuang dengan apa yang rakyat keluhkan. Dengan carah itlah rakyat berani berdiri digaris depan membela jika anda (abang) di zalimi.

Bicaralah dengan lantang, kembalikanlah peradaban tua yang arif dan bijaksana itu dalam ruang-ruang parlemen.  Teruslah produktif dengan ide dan gagasan dalam menuntun ketukan-ketukan palu sidang bermakna kesejahtraan. Di saat anda (FM)  dilantik nati ucapan dan laku anda (FM) adalah kebahagiaan untuk rakyat. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun