Mohon tunggu...
Buruh HarianLepas
Buruh HarianLepas Mohon Tunggu... Buruh - Hidup Bersahaja Sebagai Buruh HarianLepas

Menjadi Seorang Buruh Harian Lepas di ibukota jawatengah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Coretan Sederhana Anak Tunarungu

27 September 2022   10:00 Diperbarui: 27 September 2022   10:05 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coretan sederhana dok.pri


 
Mungkin selembar kertas dengan gambar yg sedemikian , hal biasa yg biasa kalian lihat , namun bagi saya selaku orang tua adalah sesuatu yg membuat saya selalu semangat berjuang, demi bekal kehidupan anak kelak , karena semua memang butuh perjuangan. Siapa sih orang tua yg gak kepinggin anak"nya sukses. Pasti kalian juga berfikir halnya sama seperti saya.Akan sangat luar biasa kalau para orangtua anak disabilitas ikut berjejaring dan mengedukasi, mengadvokasi, dan mensosialisasikan kepada masyarakat."


Jujur, ketika melihat teman-teman sebaya anak saya, terlintas sekelumit perasaan "seandainya anakku seperti mereka", tentu hidupnya akan baik-baik saja. Semua akan terasa lebih mudah.  Bukan, ini bukan perasaan yang saya piara lama-lama, lalu kemudian membuat saya menyesali keadaan. Karena, bagaimanapun banyak, kok, yang saya syukuri dari kondisi anak saya. Gangguan tumbuh kembangnya tergolong sedang, meski masih membutuhkan beberapa terapi. Namun begitu, sama dengan yang lainnya, menjadi orangtua anak berkebutuhan khusus itu dipastikan memiliki rasa cemas dan kekhawatiran yang muncul nyaris tiap hari. Khawatir dan cemasnya banyak, terutama, nih, menyangkut masa depan, ketika nanti tiba saatnya orangtuanya, tak lagi bisa mendampingi mereka. Berikut ini jeritan hati, alias kekhawatiran orangtua anak berkebutuhan khusus

Stigma merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Stigma menunjukkan adanya diversitas dalam merepresentasikan sudut pandang, nilai, standar, dan kuasa untuk membuat kategorisasi sosial. Salah satu penyebab stigma adalah menonjolnya perbedaan fisik maupun non-fisik seperti yang dialami para penyandang disabilitas. Dampak stigma terkait disabilitas turut dirasakan orang tua anak difabel

Bisakah ia diterima di tengah masyarakat? Terkadang dari sisi appearance saja, bisa jadi anak-anak berkebutuhan khusus itu berbeda dari orang kebanyakan. Ia akan stands out sendiri di tengah-tengah. Terutama untuk anak-anak dengan gangguan tumbuh kembang yang lumayan berat, seringkali keterampilan sosialnya terbatas. Akankah masyarakat mau menerima keterbatasannya ini dengan tidak menganggapnya orang aneh?

Akankah ia jadi sasaran bully? Bagaimana cara menghindarinya? Kita hidup di masyarakat yang serba dinamis, datang dari berbagai latar belakang budaya, dan pondasi pendidikan yang berbeda. Nggak sedikit orang yang menganggap bully adalah hal biasa dan bersikap abai terhadap perilaku tersebut. Anak berkebutuhan khusus mayoritas rentan bully, terutama bila hidup di tengah masyarakat yang nggak siap melihat perbedaan yang ada.
Di mana nanti anak berkebutuhan khusus sekolah mulai dari TK, SD, hingga SMA, bahkan kuliah? Bagaimana kita bisa tahu, sekolah tersebut cocok untuk anak dan mampu menggali potensi dirinya. Bukan cuma itu, bisakah teman-teman sekolahnya menerima segala kelebihan dan kekurangannya sebagai anak berkebutuhan khusus, mengingat nggak semua anak disiapkan untuk menerima berbagai perbedaan?

Apakah fasilitas dan layanan publik mampu melayani orang-orang berkebutuhan khusus dengan mumpuni? Kemudahan dan keamanan di transportasi publik misalnya, belum tentu bisa menjamin anak-anak berkebutuhan khusus. Ini mungkin PR pemerintah, ya.

Adakah nanti yang mau berjodoh dengan anak saya? Ya, kita tahu, ya, anak-anak berkebutuhan khusus biasanya punya kemampuan verbal dan komunikasi yang terbatas. Apakah nanti bisa menyampaikan apa yang ia rasakan ketika tertarik dengan lawan jenisnya? Terlebih lagi, adakah yang tertarik dengannya? Bagaimana pun ketika anak kita terlihat 'berbeda' belum tentu ada yang mau, ya, kan? Semua orang maunya yang 'bagus-bagus' saja. Itu sudah hukum alam.

Mungkin masih banyak kekhawatiran lain yang dirasakan orangtua anak berkebutuhan khusus. Mommies bisa menambahkannya di kolom komentar, ya. Wajar, kok, memiliki kekhawatiran. Yang penting, kita nggak hanya berkutat di kekhawatiran tersebut saja. Bersama pasangan, harus dicari, didiskusikan, dan dilakukan solusinya demi membantu anak-anak berkebutuhan khusus menjalani hidupnya di dunia dengan optimal.

"Saat ini masih kasar namun belum terarahkan, hanya suka menggambar lalu mewarnai tapi sudah kelihatan mewarnainya sangat rapih jauh dari teman-temannya. Makin ke sini makin terasah, lama-lama mulai halus hingga mulai halus. Tahapan dari mewarnai, menyalin, kemudian sudah kelihatan nih garis-garisnya, nanti akan terlihat bakatnya ke menggambar,"

Khabib mengalami tuna rungu sejak kecil kanan kiri. Sisa pendengaran khabib hanya sedikit , menyebutkan namanya saja susah ,butuh bertahun tahun  .namun kondisi yang kini dialami putra kelas latihan Yayasan anak hebat semarang itu tidak menyurutkan semangatnya untuk terus berkarya dan belajar

Pulang sekolah dok.pri
Pulang sekolah dok.pri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun