Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Geren dan Megengan, Simbol Kesederhanaan dan Ketidakberdayaan

27 Mei 2017   03:45 Diperbarui: 27 Mei 2017   12:07 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana makam riuh menjelang bulan Ramadan, tradisi geren

“Mas njenengan mboten ke makam keluarga?”pesan singkat yang masuk ke dalam android saya. Kata yang sederhana namun penuh pengharapan. Pesan tersebut yang menugurungkan niat saya untuk berpergian. Karena sebelumnya ada rencana berpergian ke luar kota, disaat masyarakat sekitar berbondong-bondong menuju makam untuk geren (membersihkan makam). Dilanjutkan nyekar dengan mendoakan pada keluarga yang sudah meninggal di pusaranya. Mungkin orang Jawa Tegahan mengistilahkan nyadran.

Geren bagi orang Jawa Timuran dilakukan menjelang puasa, arti kasarnya mengunjungi makam, membersihkan makam keluarga,  memberikembang, dan mendoakannya. Meski berdoa bisa dimana saja dan dari mana saja bagi orang Jawa Timuran belum ada kepuasan sebelum pergi ke makam untuk hal itu. Ada kerinduan pada orang atau keluarga yang sudah meninggal. Itupun hanya dilakukan setahun sekali.

Dari sini bisa digambarkan makam mana yang tidak terawat dan makam mana yang terawat. Ada semacam kepedulian dari keluarga yang masih hidup bagi makam yang dibersihkan. Bagi makam yang tidak dibersihkan ada semacam rasa ketidak perdulian dari keluarganya, mirip rumah yang tidak berpenghuni yang sanak keluarganya sedang berpergian jauh dalam waktu lama. Dari keadaan makam bisa digambarkan pula kalau makam tersebut masih punya sanak atau tidak.

Geren dilakukan seminggu menjelang puasa sampai seminggu awal-awal puasa. Bilapun tidak ada yang merawat, pihak desa atau lingkungan akan membersihkan makam yang tidak bersanak keluarga tersebut, dibersihkan kotoran dan rumput yang hampir setahun tumbuh yang menyerupai semak belukar.

Geren merupakan bentuk pengungkapan yang sederhana dari kecintaan, kerinduan, kepedulian, serta rasa terima kasih bagi keluarga yang masih hidup kepada keluarga yang sudah mendahuluinya. Geren sama pentingnya seperti halnya mudik, hanya saja geren ditujukan pada keluarga yang sudah meninggal sedangkan mudik ditujukan pada keluarga yang masih hidup.

sederhana, masakan dan cara berpakaian
sederhana, masakan dan cara berpakaian
nasi yang sudah dibagi beralasa daun pisang. Ada apem, pisang, pangang, serudeng dan nasi gurih perlambang adi doa dan harapan
nasi yang sudah dibagi beralasa daun pisang. Ada apem, pisang, pangang, serudeng dan nasi gurih perlambang adi doa dan harapan
Satu lagi yang dilakukan orang Jawa Timuran menjelang puasa Ramadan yaitu megengan. Megengan berasal dari kata megeng, bisa diartikan jeda, menahan, berhenti sejenak, atau menghela. Kata megeng seringkali dipasangkan dengan kata nafas.Megeng nafas, artinya menghela nafas atau menata nafas untuk mempersiapkan suatu agar tidak kehabisan nafas, atau bahkan bisa diartikan berhenti sejenak tidak bernafas seperti ketika menyelam sebentar di dalam air.

Megengan menjelang puasa Ramadan merupaka persiapa lahir batin untuk menyambut datangnya bulan suci. Bulan yang hanya datang setahun sekali, dan hanya orang-orang yang beruntung saja yang bisa bertemu bulan Ramadan.

Menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang merugikan ibadah dalam bulan Ramadan, mempersiapkan diri, dan bahkan berhenti dari perbuatan yang tidak baik selama bulan puasa.

Megengan bagi orang Jawa Timuran dilakukan dengan kenduri mengundang tetangga. Kenduri yang sangat sederhana tak perlu mewah yang penting maknanya bisa dirasakan. Selamatan atas rasa syukur dengan datangnya bulan suci dan sekaligus mendoakan sanak keluarganya yang sudah meninggal baik keluarga yang sudah dikunjungi makamanya atau yang tidak sempat dikunjungi makamnya dengan alasan tertentu. Misalnya jauh ataupun tidak diketahui dimana makamnya. Salah satu orang yang dianggap tua membacakan hajad dari yang punya rumah dilanjutkan membaca tahlil dan doa. Baru dilakukan pembagian nasi dan lauk. Dari setiap masakan atau olahan mempunyai maksud.

golong, apem, dan pisang
golong, apem, dan pisang
cara membagi ayam panggang, sederhana
cara membagi ayam panggang, sederhana
dibagikan langsung memakai tangan, yang penting bersih dan rata
dibagikan langsung memakai tangan, yang penting bersih dan rata
Apem dan pisang symbol permintaan maaf bagi keluarga yang sudah meninggal. Golong, nasi yang dibulatkan bermaksud berharap pada Allah agar digolongkan atau dimaskka dalam golongannya orang yang beriman. Ayam panggang merupakan symbol ucapan terima kasih dan penghormatan pada nabi Muhammad yang telah menjadi panutan dan tuntunan. Srundeng, berasal dari parutan kelapa yang digoreng sehingga warnanya dari putih menjadi coklat tua merupakan symbol bahwa hidup tak mengenal siaran tunda dimana usia yang terlampaui tak bisa diulang kembali, sehinga dimakanai untuk lebih berhati-hati dalam meniti hidup.

Setelah selesai tahlil dan doa 2-3 orang menuju ke tengah membagi nasi dan lauk. Setiap yang datang dibagikan daun pisang di depannya, daun pisang tersbut digunakan sebagai pembungkus nasi. Saalah seorang membagikan nasi secara berkeliling, tanpa ditakar hanya dikira-kira missal yang datang 10, nasi tersebut harus rata dan sama buat sepuluh hamparan daun pisang. Begitu juga lauk dan sayuran dikira-kira dibagi berkeliling. Tiap hamparan daun pisang mendapatkan jatah yang sama. Cara membaginyapun sangat sederhana, sayur dan lauk dikumpulkan dalam Loyang da langsung dibagikan memakai tangan ang sudah cuci tangan sebelumnya. Untuk ayang panggang ada yang membagi khusus, di potongi tanpa menggunakan pisau karena ayam sudah lunak seteah dipangang dan dikukus. Baru dibagi sejmlah yang hadir atau yang diundang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun