Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Panggung Reyog Geregetan

10 April 2022   15:26 Diperbarui: 10 April 2022   15:37 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reyog bagai magnet, jadikan jalanan lautan manusia (dokpri)

Sudah sekitar 3 hari ini jalan depan paseban kabupaten Ponorogo menjadi lautan manusia.

Aksi yang berawal dari spontanitas oleh salah satu group reyog karena geregetan atas kabar klem Malaysia atas seni reyog. Geregetan sendiri bisa diartikan jengkel, marah, geram, ataupun gemes. 

Aksi spontanitas ini mendapat  sambutan luar biasa dari masyarakat yang lewat, ibarat dengar gamelan saja mereka berkumpul apalagi ada pagelaran.

Pertunjukan dadakan tanpa make-up dan tanpa persiapan khusus sehabis sholat taraweh. Begitu keluar dari masjid masyarakat segera merangsek kearah suara gamelan.

Alasan lain semenjak pandemi covid-19 pertunjukan reyog nyaris tidak ada. Kerinduan luar biasa akan pertunjukan dan tontonan menjadikan antusiasme tak terelakan.

Pada hari pertama hanya 2 dadak merak, pada hari kedua 4 dadak merak, dan semalaman ada 6-8 dadak merak.

Rindu reyog setelah sekian lama pandemi (dokpri)
Rindu reyog setelah sekian lama pandemi (dokpri)

Menurut bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, usaha untuk mendapatkan pengakuan dari UNESCO tidak kurang kurang. Sejak bupati amin sudah didaftarkan saat perhelatan 100 dadak merak di alun-alun. Begitupun saat bupati Ipong, kabar pengakuan dari UNESCO sempat beredar. Puncaknya pada masa bupati Sugiri ini kabar klem Malaysia kembali santer dan ternyata belum terdaftar di UNESCO.

"Reyog kalah sama jamu, kami tidak kecewa tapi nelongso. " kata Kang Giri, panggilan akrab bupati Ponorogo. Ungkapan Kang Giri langsung disambut dengan lagu-lagu perjuangan dan kibaran bendera merah putih yang diiringi gamelan reyog.

(dokpri) Aksi teatrikal, formasi tugu 10 nopember perebutan bendera
(dokpri) Aksi teatrikal, formasi tugu 10 nopember perebutan bendera
HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun